Jogja Smart Province: Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Kesejahteraan Berbasis Kearifan Lokal

Saya berharap, dalam waktu dekat, terjadi konsensus dan dukungan atas rencana penyusunan Peraturan Daerah (Perda) mengenai Jogja Smart Province di DIY.

Jika melihat blueprint Jogja Cyber Province pada 2005, sudah saatnya DIY memiliki Perda tentang Jogja Smart Province.

Perkembangan teknologi di Indonesia, khususnya di DIY, sudah cukup baik.

Transformasi digital berbagai sektor terus berjalan.

Berdasarkan informasi dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, satu bentuk transformasi digital di sektor ekonomi/UMKM adalah penggunaan masif QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard.

Hingga saat ini, terdaftar 317 ribu pengguna QRIS dalam transaksi jual beli berbagai produk dan jasa.

Platform digital milik Unicorn dan Decacorn yang beroperasi di DIY pun mendorong perkembangan ekosistem digital lain untuk bersinergi dan berkolaborasi guna memperkuat ekonomi masyarakat.

Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, pergeseran business process dan business model pelaku bisnis di DIY tidak terelakkan.

Adaptasi dengan kondisi semacam tersebut perlu dilakukan untuk tetap mampu bertahan dan berkembang.

DIY, yang dikenal dengan kearifan lokal dalam berusaha, menjadi spirit yang mendukung perkembangan transformasi secara bersama untuk mencapai kesejahteraan bersama nan berkelanjutan.

Terkait kebudayaan lokal yang sudah menjadi jati diri warga dan bangsa ini, akan menjadi roh dalam berkehidupan dan berbangsa walaupun teknologi terus berkembang pesat.

Saya berharap kecepatan kita beradaptasi dan mengembangkan kemampuan akan sangat membantu proses persaingan global yang tidak bisa dihindari.

Sekali lagi, semoga usaha untuk mendorong Perda mengenai Jogja Smart Province mendapatkan dukungan dari semua pihak.

Dengan demikian, misi dan visi Jogja Cyber Province yang sudah lama dikumandangkan di DIY bisa mulai dimplementasikan secara lebih progresif. (*)