Desainer Yogya dan Jateng Ini Ciptakan Karya Ramah Lingkungan

Perhelatan parade busana ‘AIRA Fashion on The Spot’ masih berlangsung di Atrium Hartono Mall, Jumat (3/12/2021).

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Ardhike Indah
Desainer Yogya dan Jawa Tengah menerapkan konsep fesyen berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dipamerkan di ‘AIRA Fashion on The Spot’, Atrium Hartono Mall, Jumat (3/12/2021) malam 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Perhelatan parade busana ‘AIRA Fashion on The Spot’ masih berlangsung di Atrium Hartono Mall, Jumat (3/12/2021).

Sejumlah desainer asal Yogyakarta dan Jawa Tengah banyak menerapkan konsep berkelanjutan untuk menciptakan karya desain yang ramah lingkungan.

Seperti perancang busana Astrid Ediati. Ia berupaya untuk membuat karya desain dengan konsep sustainable.

Bertema ‘Selaras’, desainer asal Klaten, Jawa Tengah ini ingin menggabungkan budaya tanah air dengan kekayaan alam yang ada.

Astrid Ediati menyampaikan yang dimaksud sustainable fashion yakni busana yang tak hanya dipergunakan sekali saja.

Baca juga: Yamaha Scorpio 225 Kustom Chopper, Inspirasi Datang dari Semangkuk Mie Ayam

Ia berupaya memadupadankan antara atasan dan bawahan dengan setelan lain sehingga busana tersebut selalu nampak menarik dari waktu ke waktu.

“Saya membuat busana tidak satu khusus, tapi padupadan yang mana itu bisa dipakai terus tidak satu tren saja. Namun karena sekarang sustainable fashion digaungkan kembali maka kesempatan ini saya ekspose lagi,” jelas pemilik brand fashion Britha ini.

Dengan konsep sustainable fashion, maka busana dapat terus dipergunakan secara berkelanjutan, bahkan dengan tema lama dipadukan tren baru.

Hal ini membuat pecinta fesyen dapat leluasa untuk mengkombinasi busana sesuai keinginannya.

“Saya juga sering mengolah kembali material yang tidak terpakai agar tidak ada barang tersisa,” jelasnya.

Soal bahan, Astrid Ediati menggunakan material kain lurik khas Klaten dalam setiap karyanya.

Sementara, untuk warna, ia memilih bermain dengan warna-warna seperti cokelat, merah maupun kuning.

“Jadi tema ‘Selaras’ ini benar-benar menggabungkan sisi budaya dari materialnya yakni lurik dan warna-warnanya yang berasal dari pewarna alam. Warna merah menggunakan secang sedangkan kuning menggunakan kayu kuning,” tambahnya.

Ia mengaku optimis konsep yang diusungnya dapat diterima pecinta fashion tanah air yang sudah jenuh dengan busana tema-tema modern. 

Menurutnya, fesyen berkelanjutan ini bakal digemari kalangan muda hingga dewasa yang aktif dan menginginkan suasana berbeda dalam setiap penampilannya.

Selain Astrid Ediati, peragaan busana yang diadakan Aira Mitra Media dan digarap Rumah Pentas Yogyakarta ini juga menampilkan rancangan-rancangan berkelas seperti Lhemarikoe by Dhani Budidarma (Solo), Klambi Kulo by Bunda Rina, Anteng Hadiyati (Yogya), Srihanna by Ambarwati (Salatiga). 

Ada pula Anunk Aqeela (Yogya), Zamira eRJe (Cilacap), Dwi Warna beserta SMK Yasemi Karangrayung (Grobogan), Owens Joe x Bemberg Indonesia (Sukoharjo), Akeyla Naraya dan Alvin Alexa (Bekasi).

Baca juga: Tawarkan Layanan Premium, Dealer Motoplex 4 Brand Skuter dan Motor Ini Hadir di Yogyakarta

Sementara itu, Owens Joe dari Owens Joe Indonesia mengatakan pihaknya turut melakukan fesyen berkelanjutan lantaran ini sudah menjadi isu global yang sedang banyak dibicarakan.

Sedangkan, Dhani Budidarma dalam perhelatan fashion akbar ini mengusung tema ‘Snazzy’.

Tema tersebut menggambarkan kondisi masyarakat akhir-akhir ini dengan menonjolkan warna-warna pastel, siluet manis dan girly.

“Karya kali ini terinspirasi cotton cand. Bahan-bahan yang digunakan terbuat katun dan shibori handmate,” kata perancang busana yang tinggal di Laweyan, Solo ini. (ard)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved