Tata Cara Mentalqin Orang yang Sakaratul Maut, Agar Setan Tak Menggoyahkan Keimanannya
Agar kalimat terakhir yang terucap dari lisan orang sakaratul maut adalah kalam yang suci, maka orang-orang di sekitarnya disunahkan memberikan talqin
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
“Aku bersama Amir bin asy Sya’biy mendatangi seorang laki-laki yang sakit dan kami menjumpainya akan meninggal dunia dan seorang laki-laki mentalqinkan kalimat syahadat kepadanya. Laki-laki yang mentalqin tadi mengatakan, ucapkanlah ‘laa ilaaha illa Allah‘ dan terus-menerus mengulanginya. Melihat hal itu maka asy Sya’biy mengatakan:
“Bersikap lembutlah kepada saudaramu”.
3. Talqin hanya bersifat memastikan kalimat tauhid sebagai ucapan terakhir orang sakaratul maut
Talqin bukan dimaknai sebagai ucapan tauhid yang terus menerus sampai orang yang sekarat mengembuskan nafas terakhir. Talqin hanya bersifat memastikan kalimat tauhid sebagai ucapan terakhir orang yang sekarat untuk mengejar keutamaan kalimat tauhid.
قال العلماء فإن لم يقل هو لا إله إلا الله لقنه من حضره، ويلقنه برفق مخافة أن يضجر فيردها، وإذا قالها مرة لا يعيدها عليه، إلا أن يتكلم بكلام آخر
Artinya, “Ulama berkata, jika orang yang sedang mengalami sakaratul maut tidak mengucapkan ‘Lā ilāha illallāh,’ orang yang hadir di dekatnya boleh menuntunnya. Ia dapat menuntun orang tersebut dengan lembut karena khawatir membuatnya panik lalu menolak kalimat tauhid. Kalau orang yang bersangkutan sudah mengucapkan kalimat tauhid sekali, orang yang menuntunnya tidak perlu mengulanginya kecuali ia mengucapkan kalimat lainnya (kalimat duniawi),” (An-Nawawi, 1971 M/1391 H: 121).
Itulah tata cara talqin yang perlu diketahui.
Semoga dapat menambah manfaat.
(MG – Endry Nur Latiefah)