Tata Cara Mentalqin Orang yang Sakaratul Maut, Agar Setan Tak Menggoyahkan Keimanannya

Agar kalimat terakhir yang terucap dari lisan orang sakaratul maut adalah kalam yang suci, maka orang-orang di sekitarnya disunahkan memberikan talqin

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
manado.tribunnews.com
Tata cara talqin 

TRIBUNJOGJA.COMSakaratul Maut adalah proses kematian di mana ruh perlahan berpisah dari jasad.

Saat sakaratul maut, manusia tidak hanya berhadapan dengan malaikat, namun juga setan.

Setan akan menggoyahkan iman setiap manusia di penghujung hidupnya.

Agar kalimat terakhir yang terucap dari lisan orang yang sakaratul maut adalah kalam yang suci, maka orang-orang di sekitarnya disunahkan memberikan talqin.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW telah menganjurkan kepada keluarga atau orang terdekat untuk mentalqin atau menuntun kalimat tauhid secara perlahan.

وروينا في صحيح مسلم وسنن أبي داود، والترمذي، والنسائي وغيرهما، عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لقنوا موتاكم لا إله إلا الله

Artinya: “Diriwayatkan dalam Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai, dan selainnya dari sahabat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Bimbing orang mati untuk mengucap Lā ilāha illallāh,” (An-Nawawi, 1971 M/1391 H: 121).

Lantas, bagaimana cara mentalqin yang benar?

Melansir dari beberapa sumber, berikut tata cara mentalqin orang yang sakaratul maut:

1. Mentalqin cukup sekali saja

Mentalqin tidak perlu dilakukan berulang-ulang kecuali setelah ditalqin dia mengucapkan kalimat lain.

Imam Al Qurthubiy berkata:

“Apabila seorang yang akan meninggal dunia telah membaca ‘Laa Iaaha Illa Allah’ satu kali maka tidak perlu diulang lagi”.

2. Mentalqin dengan lembut

Diriwayatkan dari Abdullah bin Syubrumah ia mengatakan,

“Aku bersama Amir bin asy Sya’biy mendatangi seorang laki-laki yang sakit dan kami menjumpainya akan meninggal dunia dan seorang laki-laki mentalqinkan kalimat syahadat kepadanya. Laki-laki yang mentalqin tadi mengatakan, ucapkanlah ‘laa ilaaha illa Allah‘ dan terus-menerus mengulanginya. Melihat hal itu maka asy Sya’biy mengatakan:

“Bersikap lembutlah kepada saudaramu”.

3. Talqin hanya bersifat memastikan kalimat tauhid sebagai ucapan terakhir orang sakaratul maut

Talqin bukan dimaknai sebagai ucapan tauhid yang terus menerus sampai orang yang sekarat mengembuskan nafas terakhir. Talqin hanya bersifat memastikan kalimat tauhid sebagai ucapan terakhir orang yang sekarat untuk mengejar keutamaan kalimat tauhid.

قال العلماء فإن لم يقل هو لا إله إلا الله لقنه من حضره، ويلقنه برفق مخافة أن يضجر فيردها، وإذا قالها مرة لا يعيدها عليه، إلا أن يتكلم بكلام آخر

Artinya, “Ulama berkata, jika orang yang sedang mengalami sakaratul maut tidak mengucapkan ‘Lā ilāha illallāh,’ orang yang hadir di dekatnya boleh menuntunnya. Ia dapat menuntun orang tersebut dengan lembut karena khawatir membuatnya panik lalu menolak kalimat tauhid. Kalau orang yang bersangkutan sudah mengucapkan kalimat tauhid sekali, orang yang menuntunnya tidak perlu mengulanginya kecuali ia mengucapkan kalimat lainnya (kalimat duniawi),” (An-Nawawi, 1971 M/1391 H: 121).

Itulah tata cara talqin yang perlu diketahui.

Semoga dapat menambah manfaat.

(MG – Endry Nur Latiefah)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved