Pemkot Yogya Miliki 616 Relawan Damkar
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus mendorong pembentukan relawan damkar (pemadam kebakaran) di setiap RW di wilayahnya.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus mendorong pembentukan relawan damkar (pemadam kebakaran) di setiap RW di wilayahnya.
Dengan begitu, segala potensi kebakaran di lingkungan mampu termitigasi.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Yogyakarta, Octo Noor Arafat mengungkapkan sejauh ini terdapat 616 orang relawan, yang telah dikukuhkan.
Namun, ia menyabut, jumlah tersebut masih kurang, sehingga butuh penambahan.
"Target kami setidaknya ada satu orang relawan di satu RW. Tentu, kita akan memfasilitasi penuh kalau ada relawan di lingkungan yang gabung," urainya, Selasa (30/11/2021).
Ia menjelaskan meski statusnya adalah sukarelawan, mereka tetap memperoleh identitas dan nomor induk, yang teregistrasi di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Jadi, legalitas relawan damkar benar-benar diakui negara.
"Setiap relawan kan mendapat seragam, itu ada nomornya sendiri-sendiri. Saat aplikasi untuk registrasi ke Kemendagri sudah siap, mereka akan punya nomor induk. Ya, itu adalah identitas relawan, terdata hingga pusat," cetusnya.
Baca juga: Tambah 3, Hasil Tracing Kasus Covid-19 di SMA/SMK di Sleman jadi 23 Orang
Baca juga: Melihat Suasana Alkid Yogyakarta di Malam Hari
Sementara, Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, selain melakukan penanganan awal, relawan damkar juga diharapkan mampu melakukan mitigasi, untuk meminimalisir potensi kebakaran di lingkungannya.
"Kalau kita ke masyarakat itu, yang paling penting adalah mitigasinya, bagaimana orang-orang di lingkungan bisa mencegah terjadinya bencana kebakaran," katanya.
Bukan tanpa sebab, dengan banyaknya pemukiman padat penduduk di Kota Yogyakarta, seringkali dalam satu insiden kebakaran, si jago merah begitu cepat merembet. Akibatnya, kerugian materi yang ditanggung pun makin besar.
"Kalau bisa, dari masyarakat, melalui arahan para relawan damkar, mempersiapkan segala sesuatu untuk antipasi, dan tidak sekadar menunggu respon ketika bencana itu sudah terjadi. Lebih baik mencegah," ucap Wawali.
"Kebakaran biasanya terjadi karena kelalaian. Kalau bisa melakukan pencegahan, dengan mitigasi, itu tidak akan menimbulkan korban jiwa, dan harta. Untuk tujuan itu, relawan damkar ini kita bentuk," lanjutnya. (Tribunjogja)