Kisah Magdalena, Orang dengan HIV Berjuang Hapuskan Diskriminasi ODHA DIY

Kisah Magdalena, Orang dengan HIV Berjuang Hapuskan Diskriminasi ODHA DIY

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Hari Susmayanti
Shutterstock via Kompas
Ilustrasi Odha 

"Kalau hari Sabtu saya bisa seharian ngantar ARV. Tetapi sekarang dituntut mandiri karena pelayanan sudah mulai buka," imbuh Magdalena.

Sementara untuk hak memperoleh vaksin, diakui Magdalena hal itu butuh perjuangan ekstra sebab beberapa tenaga vaksinator belum sepenuhnya memahami syarat vaksinasi bagi para ODHA.

Para ODHA harus menutupi statusnya jika terpapar HIV sebab apabila mereka membuka status, maka ODHA tersebut semakin sulit untuk mendapat vaksin.

"Vaksin sama saja kalau kami ke dokter. Harus tes CD4 dan lain-lain, padahal kan dari pusat asalkan ODHA tersebut sehat tidak ada penyakit penyerta boleh divaksin saat itu juga," jelas Magda.

Magdalena berharap ke depan, akan semakin banyak sosok yang peduli dengan para ODHA yang ada di DIY. 

Sebab berdasarkan data yang dimiliki, setidaknya dalam satu tahun ini dirinya mendapat 57 laporan terkait diskriminasi ODHA di wilayah DIY. (Tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved