Hasil Skrining Acak Tahap Pertama, Total 26 Siswa Peserta PTM di Kota Yogyakarta Terpapar Covid-19 

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menemukan total 26 siswa peserta pembelajaran tatap muka (PTM) yang terpapar Covid-19. Temuan tersebut,

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
dok.istimewa
Ilustrasi Covid-19 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menemukan total 26 siswa peserta pembelajaran tatap muka (PTM) yang terpapar Covid-19.

Temuan tersebut, berdasarkan hasil skrining acak yang digulirkan sejak awal pekan lalu. 

Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, pada tahap pertama, sampai 30 November nanti, pihaknya bakal melakukan swab test PCR, terhadap 2.079 murid, yang dipilih acak, dari 17 sekolah. 

Baca juga: Tari Gelang Projo Soledo Loano Mulai Diperkenalkan Untuk Masyarakat

"Sementara, sampai hari ini kita menemukan 26 kasus, itu tersebar di beberapa sekolah. Paling tinggi, ada satu sekolah yang enam siswanya positif Covid-19. Tapi, mereka dari kelas yang berbeda-beda, ya," tandas Heroe, Senin (29/11/2021). 

Namun, seusai melakukan penelusuran, sekaligus testing terhadap kontak erat dari 26 siswa positif tersebut, Pemkot Yogyakarta tidak menemukan adanya penularan Covid-19.

Baik di lingkungan sekolah, maupun anggota keluarga. 

"Kita tidak menemukan sebaran dari kasus positif yang di sekolah itu. Teman-teman sekelasnya tidak ada, kemudian keluarganya juga nggak ada yang tertular," ungkapnya. 

"Jadi, kami pastikan tidak ada klaster. Hanya saja, ini harus tetap diantisipasi, sebenarnya kenapa, dan dari mananya itu harus ditelusuri," lanjut Wakil Wali Kota Yogyakarta itu. 

Walau begitu, Heroe mengaku bisa bernafas lega, karena seluruh peserta PTM yang dinyatakan positif terpapar virus corona tersebut dalam kondisi sehat, dan tidak merasakan gangguan di tubuhnya, atau OTG (Orang Tanpa Gejala). 

"Pertanyaannya adalah, apakah ini yang disebut sebagai kekebalan komunal? Saat ditemukan virus, tapi masyarakat tidak merasakan gangguan kesehatan, meski hasil tesnya positif Covid-19. Itu yang saya belum tahu," terangnya. 

Lebih lanjut, Wawali menegaskan, meski sudah muncul puluhan kasus di lingkup sekolah, pihaknya belum hendak menghentikan pelaksanaan PTM.

Menurutnya, Pemkot tak akan gegabah dalam memutuskan sebuah kebijakan. 

Baca juga: Varian Baru Omicron Terdeteksi di Sejumlah Negara, Sekda DIY: Ini Peringatan Bagi Kita

"Kita telusuri dulu sumbernya, jangan sampai gegabah mengambil kebijakan menghentikan (PTM). Sekarang, saat kita menemukan kasus di sebuah kelas, satu kelas itu yang kita liburkan, tapi yang lain tetap jalan," tegas Heroe. 

Menurutnya, penemuan kasus di lingkungan sekolah ini, sekaligus menjadi warning bagi seluruh warga masyarakat, bahwasanya Covid-19 masih ada.

Sebab, jika pihaknya tak menggulirkan skrining acak, pertumbuhan kasus di kota pelajar akan senantiasa landai, bahkan mendekati nol. 

"Kalau kita tidak mencari, mungkin pertumbuhan (harian) kita hanya nol, nol, dan kasus aktifnya bisa di bawah 10. Sebelum skrining acak kan cuma 14 itu, ya," urainya. 

"Makanya, saya senang, dengan skrining ini kita dapat menemukan kasus, agar masyarakat makin meningkatkan prokesnya. Karena meski mereka tidak sakit, tidak merasa gejala apapun, tetap bawa virus," imbuh Heroe. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved