Cerita Pelaku UMKM di Sleman Selama Pandemi, Omzet Turun Hingga 50 Persen Kini Berusaha Bangkit
Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Sleman berjuang keras, selama pandemi Coronavirus Disease-2019 (Covid-19).
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Sleman berjuang keras, selama pandemi Coronavirus Disease-2019 (Covid-19).
Sebagian ada yang gulung tikar, namun tidak sedikit pula yang survive, bertahan. Meskipun, omzetnya merosot tajam.
Satu di antaranya dialami Suyanti, pengusaha emping melinjo Sari Rasa. Warga Konteng, Sumberadi, Mlati, Sleman itu bercerita, selama masa pandemi yang sudah berlangsung hampir dua tahun ini, omzet penjualan produknya mengalami penurunan hingga 50 persen.
"Biasanya emping bisa terjual 1 - 2 kwintal per bulan. Sekarang, (penjualan) tinggal satu kwintal. Itupun kurang," tutur Suyanti, Senin (29/11/2021).
Baca juga: Pemkot Yogyakarta Dukung Pengetatan Kedatangan Luar Negeri demi Cegah Varian Omicron
Menurut dia, dampak pandemi sangat terasa, terutama bagi pelaku UMKM seperti dirinya. Pelbagai cara pun dilakukan.
Satu di antaranya dengan ikut pelatihan dan mencoba berjualan online via media sosial. Namun, hasilnya dirasa masih kurang maksimal.
Sebab, dirinya kesulitan untuk membuat konten yang menarik penjualan. Apalagi, Ia merasa sudah tidak sanggup mengikuti perkembangan teknologi.
Alhasil, penjualan dengan cara offline tetap dipertahankan. Ia terus berusaha mempromosikan produk miliknya dengan menitipkan ke pasar-pasar tradisional, maupun pusat oleh-oleh yang ada di Gamping maupun Magelang. Strategi itu, masih cukup berhasil.
"Meskipun, susahnya kalau nitip di pasar- pasar ini kan, kalau barang nggak laku, kembali ya. Tapi promosi itu yang terus digalakkan, disamping online," kata Ketua FORKOM UMKM Kalurahan Sumberadi ini.
Ada sekitar 50 pelaku UMKM yang bernaung di bawah FORKOM UMKM Sumberadi ini. Mulai dari produk emping, olahan getuk, peyek, kuliner basah, jajanan pasar, kerajinan kostum Jathilan, aksesori, batik hingga fashion dalam bentuk pakaian siap pakai.
Suyanti mengatakan, meskipun belum pulih sepenuhnya, namun saat ini geliat penjualan sudah mulai dirasakan.
"Mudah-mudahan nanti pandemi segera berakhir dan penjualan UMKM bisa meningkat," kata dia, disela kegiatan gebyar UMKM di Halaman Kantor Kapanewon Mlati.
Gebyar UMKM ini berlangsung selama dua hari, Senin dan Selasa (29-30) November 2021 bertempat di halaman Kantor Kapanewon Mlati.
Panewu Mlati, Arifin mengatakan even ini diselenggarakan untuk memberikan kesempatan kepada para pelaku UMKM guna mempromosikan produk, meningkatkan angka penjualan, hingga sebagai media bertukar informasi dan pengalaman antar pelaku UMKM. Sedikitnya ada 40 stand.
"Penataan stand pada even ini didesain secara klaster kalurahan. Total terdapat lima klaster kalurahan yang menghadirkan 40 stand," kata dia.
Baca juga: Peringati HUT Ke-50 KORPRI, Bupati Magelang Serahkan Sejumlah Bantuan Sosial dan Beasiswa
Gebyar UMKM Kapanewon Mlati ini diselenggarakan untuk memperingati HUT KORPRI ke-50.
Dalam rangkaian kegiatan ini juga dilaksanakan Pos Binaan Terpadu (Posbindu) dan tes kebugaraan untuk semua anggota KORPRI unit Mlati, donor darah, kunjungan dan penyampaian santunan dana sosial anggota KORPRI yang mengalami sakit terminasi, serta pelayanan Nomor Induk Berusaha (NIB) bagi para pelaku usaha.
Kemudian pemberian santunan bagi anak yatim-piatu bekerja sama dengan Baznas Kabupaten Sleman.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo sempat meninjau dan berbelanja sejumlah barang yang dijajakan para pelaku UMKM. Menurut dia, tujuan utama gebyar UMKM ini untuk meningkatkan ekonomi dan pendapatan warga. Ia mengajak warga untuk berbelanja.
"Mari bersama-sama belanja borong bareng. Saya tadi keliling, kualitasnya sudah bagus- bagus," kata Kustini.
Menurutnya, meskipun di masa pandemi, namun masyarakat antusias untuk berbelanja. Ia lalu mengingatkan kepada masyarakat yang belanja, agar selalu mengedepankan protokol kesehatan, demi keamanan bersama. (rif)