Headline

Pemda DIY Menimbang Opsi Tutup PTM Sikapi Kasus Covid-19 yang Terus Bemunculan

Kalau masih ada penambahan sangat mungkin kita akan off lagi. Karena kalau ini terjadi terus, yang kemarin positif dewasa sekarang bisa jadi anak-anak

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando
DIKAJI ULANG - Pelajar SD Negeri Piyaman 2 Wonosari Gunungkidul saat pelaksanaan PTM beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemda DIY bakal mengkaji ulang kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di wilayahnya usai kasus Covid-19 pada anak sekolah terus bermunculan. Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menjelaskan, klaster sekolah mendominasi penambahan kasus terkonfirmasi pada Kamis (26/11/2021) lalu, di mana DIY mengalami penambahan sebanyak 79 kasus positif.

Jumlah itu juga menjadi tertinggi harian untuk skala nasional, disusul DKI Jakarta sebanyak 54 kasus dan Jawa Tengah 45 kasus. "Kebanyakan siswa (yang terpapar Covid-19). Memang ada yang masyarakat tapi sebagian besar siswa.

Mungkin masih disebabkan varian Delta juga," terang Aji di kantornya, Jumat (26/11/2021).

Aji menjelaskan, klaster sekolah telah ditemui di seluruh jenjang pendidikan. Mulai dari SD, SMP, SMA, maupun SLB. Penularan juga ditemui hampir di seluruh kabupaten/kota.

"Rata-rata di semua kabupaten kota sudah ada. Memang yang tinggi di Sleman 24 kasus dan Bantul itu kalau enggak salah 36 kasus. Kulon Progo 94 tapi kan sudah sejak awal mereka swab massal," jelasnya.

Saat ini, Pemda DIY tengah mengevaluasi ulang penerapan PTM di sekolah untuk mencari tahu penyebab kemunculan klaster Covid-19.

"Disdikpora sudah saya minta untuk melakukan evaluasi mencari tahu penyebabnya apa. Apakah ada kesalahan prosedur atau karena lengah," terangnya.

Hingga saat ini, Aji belum mengetahui apa yang menyebabkan klaster sekolah terus bermunculan. Jika segala upaya telah ditempuh, namun penularan juga tak bisa dikendalikan maka tak menutup kemungkinan Pemda DIY akan kembali menerapkan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ).

"Kalau masih ada penambahan sangat mungkin kita akan off lagi. Karena kalau ini terjadi terus, yang kemarin positif dewasa sekarang bisa jadi anak-anak" bebernya.

Aji melanjutkan, salah satu hal yang perlu disorot adalah upaya pengawasan anak usai jam sekolah. Menurutnya, siswa harusnya langsung pulang ke rumah usai mengikuti PTM terbatas. Di sisi lain, sekolah juga akan kesulitan memantau peserta didiknya di luar lingkungan sekolah.

Aji pun meyakini pelajar lebih berisiko terpapar Covid-19 saat bermain di luar jam sekolah. Karenanya, pengawasan orang tua sangat diperlukan.

"Perlu dicari, setelah pulang anak-anak pada ke mana. Makannya saya minta sampel, tanya orang tua anak-anak mereka rata-rata pulang jam berapa," jelasnya.

"Kalau pulangnya jauh dari jam pulang sekolah dia bermain dulu sangat mungkin," sambungnya.

Aji memastikan bahwa seluruh siswa yang terpapar Covid-19 berada dalam kondisi baik. Mayoritas tidak menunjukkan gejala infeksi virus Corona atau disebut orang tanpa gejala (OTG). Kerenanya, upaya penelusuran kontak erat perlu dilakukan dengan baik sebab OTG lebih sulit dideteksi.

"Jadi kalau enggak di-tracing dengan baik, ya, luput," jelasnya.

Di sisi lain, Aji mengkhawatirkan bila OTG menulari kelompok rentan seperti warga lanjut usia. Aji pun meminta kepada gugus tugas Covid-19 di satuan pendidikan untuk melakukan pengawasan terhadap siswa yang menjalani isolasi di rumah. Satgas perlu memastikan apakah kediaman pasien memang layak untuk dijadikan tempat isolasi.

"Karena mereka OTG itu rata-rata isolasi mandiri. Tapi kalau memang di rumah tidak memungkinkan kita sudah siapkan selter. Kita minta satgas sekolah harus koordinasi apakah di rumah (pasien) sudah sesuai standar," bebernya.

Periksa

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Didik Wardaya mengaku belum bisa merinci total siswa maupun guru di DIY yang terpapar Covid-19. Sebab hingga saat ini, proses pemeriksaan masih terus berlangsung.

Dari hasil pemeriksaan sementara, di Kabupaten Kulon Progo dari tes acak yang digencarkan 10-17 November 2021 dan menyasar 2.221 siswa ditemukan 94 siswa dari 54 sekolah berbagai jenjang yang positif.

Kemudian di Kabupaten Bantul, dari tes acak yang berlangsung pada 16-22 November 2021, ditemukan 46 siswa dan guru positif Covid-19.

Sedangkan di Kabupaten Sleman, Gunungkidul, dan Kota Yogyakarta penyelenggaraan tes acak masih terus berlangsung. "Baru kita kumpulkan datanya,” jelas Didik, Jumat (26/11/2021).

Disinggung kelanjutan kebijakan PTM ke depannya, Didik belum bisa memberi kepastian. Pihaknya masih menunggu hasil skrining warga sekolah yang digelar di seluruh kabupaten/kota. Hasil tes tersebut akan menentukan langkah yang akan diambil Pemda DIY ke depannya.

Didik mengatakan, saat ini tes acak digencarkan di semua jenjang sekolah. Dari 10 persen sekolah yang dites acak, ada satu sekolah yang positivity rate-nya di atas 5 persen. Artinya, sebagian besar temuan kasus di sekolah masih berada di bawah 5 persen.

Adapun jika ada sekolah yang positivity rate-nya di atas 5 persen maka akan dilakukan penutupan. "Rata-rata mereka tanpa gejala. Makannya itu kita lihat per kasus. Oh, misalnya di sekolah ini cukup banyak mungkin sementara ditutup dulu sekolah itu," tuturnya.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana, meminta evaluasi PTM bisa segera dilakukan meski siswa sangat membutuhkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah. Perlu kehati-hatian yang ekstra selama PTM dalam menerapkan prokes. "Syarat vaksin pun bisa digencarkan terus untuk PTM. Harapan kami sih sangat-sangat dibatasi untuk PTM itu," imbuhnya.

Update kasus

Jumlah orang yang terinfeksi virus Corona di DIY pada Jumat (26/11) dilaporkan bertambah sebanyak 33 kasus. Dengan penambahan itu maka total kasus terkonfirmasi di wilayah ini menjadi 156.639 kasus.

Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih mengatakan, penambahan kasus baru mayoritas diperoleh dari upaya tracing kontak kasus positif yakni berjumlah 29 kasus. Kemudian sisanya sebanyak 4 kasus diperoleh dari hasil periksa mandiri.

"Distribusi kasus terkonfirmasi Covid-19 menurut domisili wilayah kabupaten dan kota adalah Kota Yogyakarta 3 kasus, Bantul 3 kasus, Kulon Progo 3 kasus, Gunungkidul 20 kasus, dan Sleman 4 kasus," terang Berty.

Dia melanjutkan, pasien yang mengalami kesembuhan kemarin dilaporkan penambahan berjumlah 17 kasus. "Sehingga total sembuh menjadi 150.891 kasus," jelasnya.

Distribusi kasus sembuh menurut domisili wilayah kabupaten dan kota adalah Kota Yogyakarta 2 kasus, Bantul 5 kasus, Kulon Progo 8 kasus, Gunungkidul 0 kasus, dan Sleman 2 kasus. Tidak ada pasien yang dilaporkan meninggal akibat virus Corona pada Jumat kemarin. Sehingga total kasus meninggal di wilayah ini tetap sebanyak 5.263 kasus. (tro)

Baca selengkapnya Tribun Jogja edisi Sabtu 27 November 2021 halaman 01

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved