FEATURE

Duo Guru di Klaten Ubah Kaleng Bekas Jadi Karya Seni Bernilai Ekonomis

Dua orang guru muda asal Desa Taskombang, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, Jawa Tengah, menyulap kaleng bekas yang sering terbuang

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM/ Almurfi Syofyan
BERKARYA - Duo guru muda asal Klaten, Ndaru dan Agus menunjukkan karya seni dari kaleng bekas, Jumat (26/11/2021). 

TRIBUNJOGJA.COM, Klaten - Dua orang guru muda asal Desa Taskombang, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menyulap kaleng bekas yang sering terbuang menjadi karya seni bernilai ekonomis.

Adapun beberapa karya seni yang dihasilkan oleh dua orang guru tersebut yakni berupa relief pajangan dinding dan aksesoris seperti kalung, gelang, cincin, dan ikat pinggang.

Guru-guru yang membuat karya itu bernama Ndaru Kurniawan Suseno (24). Ia sehari-hari juga tercatat sebagai seorang guru kesenian di SMPN 1 Cangkringan, Sleman, DIY.

Guru lainnya bernama Agus Rohmadi (25) yang saat ini mengajar di SMP Muhammadiyah 1 Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Kedua guru muda asal Desa Taskombang itu bercerita, awal mula membuat karya seni dari barang bekas tersebut murni hanya ingin memanfaatkan kaleng bekas. "Idenya ini untuk memanfaatkan kaleng bekas agar bisa bermanfaat," ucap Ndaru kepada Tribun Jogja di desa tersebut, Jumat (26/11/2021).

Mengubah kaleng bekas sebagai bahan baku untuk membuat karya seni juga bagian dari mengatasi permasalahan sampah di lingkungan tempat tinggalnya. Untuk bahan baku pun, ia hanya menggunakan kaleng-kaleng bekas biskuit atau roti yang ada di sekitar tempat tinggalnya.

Menurutnya, kerajinan yang dibuat dari bahan bekas tersebut dibanderol mulai Rp300 ribu hingga Rp1,5 juta per bijinya. "Harganya mengikuti besaran karya yang dipesan atau tingkat kerumitan motif dari relief dan aksesoris," ucap dia.

Menurut Ndaru, satu karya relief yang ia buat bisa menghabiskan waktu sekitar 3 hingga 5 hari. Hal itu karena dirinya harus berbagi waktu dengan tugasnya sebagai seorang guru untuk mengajar di sekolah.

Ia menjelaskan, karya seni itu saat ini baru dipasarkan kepada lingkaran teman-temannya saja. "Nanti kalau ada yang pesan saya buatkan. Jadi kami belum punya outlet masih via teman dan jualan secara online di medsos," ungkap dia.

Bahan lain

Baru-baru ini, lanjut Ndaru, dirinya tidak hanya fokus pada kaleng bekas, ia juga mulai membuat relief dengan bahan baku tembaga dan kuningan. Hal itu karena lantaran menuruti permintaan konsumen.

"Kalau motifnya berupa hewan dan tokoh-tokoh wayang," ulasnya.

Sementara itu, Agus Rohmadi menambahkan, keahlian membuat kerajinan itu karena dirinya dan Ndaru sama-sama memiliki minat dengan dunia industri kreatif. "Kita satu sekolah dulu dan sama-sama suka sama bikin kerajinan," ucap dia.

Agus juga mengatakan jika dirinya lebih fokus membuat karya pada aksesoris seperti gelang, lalung, cincin yang berbahankan kaleng bekas. "Kalau Ndaru lebih ke relief, jadi saling melengkapi," tandasnya. (Almurfi Syofyan)

Baca Tribun Jogja edisi Sabtu 27 November 2021 halaman 01

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved