Tenang, Vaksin Covid-19 Tak Mempengaruhi Siklus Menstruasi

Penelitian terbaru terhadap 1.273 wanita di Inggris menemukan fakta bahwa tidak ada kaitannya antara vaksinasi covid-19 dan berubahnya siklus haid

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
Photo by Saranya 5 From Pixabay
Ilustrasi menstruasi 

TRIBUNJOGJA.COM - Seiring dengan massifnya program vaksinasi covid-19, muncul berbagai kekhawatiran mengenai efek samping vaksin. Satu di antaranya adalah kekhawatiran bahwa vaksin covid-19 bakal mengubah siklus menstruasi.

Namun kabar ini dibantah oleh penelitian terbaru yang dilakukan terhadap 1.273 wanita di Inggris menemukan fakta bahwa tidak ada kaitannya antara vaksinasi covid-19 dan berubahnya siklus menstruasi pada wanita.

Menurut sebuah laporan yang diposting pada hari Senin di jurnal medRxiv, para wanita dalam penelitian ini menyimpan catatan yang cermat tentang siklus mereka dan tanggal vaksinasi mereka.

"Kami tidak menemukan adanya korelasi bahwa vaksin COVID-19 mengubah siklus menstruasi wanita," kata Victoria Male dari Imperial College London.

Namun hal itu tak menutup kemungkinan ada data lain jika penelitian itu dilakukan terhadap populasi yang lebih luas di negara lain.

"Penting untuk dicatat bahwa kebanyakan orang yang melaporkan perubahan seperti itu setelah vaksinasi menemukan bahwa menstruasi mereka kembali normal pada siklus berikutnya," katanya.

Adapun untuk memperoleh perlindungan yang optimal, seseorang harus mendapatkan dua kali dosis vaksin.

Sayangnya, belum semua tercover oleh vaksin dosis kedua.

Dr. John Zaia, direktur Pusat Terapi Gen City of Hope di daerah Los Angeles dan seorang spesialis dalam penelitian vaksin, mengatakan kepada Healthline bahwa kecenderungan melewatkan dosis kedua telah membuatnya khawatir.

Virus dan variannya, jelasnya, mencari “inang”. Itu berarti bahwa dengan lebih banyak orang yang divaksinasi, virus dapat menyerang mereka yang tidak sepenuhnya divaksinasi.

Dengan varian kuat yang muncul, Zaia menambahkan, dia berharap semua orang bisa melaksanakan kedua dosis vaksin tersebut.

Zaia merujuk sebuah penelitian oleh tim di Rumah Sakit Metodis Houston.

Dalam studi tersebut, ada peningkatan tiga kali lipat pasien yang dirawat di mana mereka hanya menggunakan satu kali dosis vaksin.

Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa dosis total dua suntikan adalah 98 persen efektif untuk mencegah kematian akibat COVID-19. Sementara memilih untuk berhenti pada satu suntikan maka menurunkannya menjadi 64 persen.

Mengapa orang melewatkan dosis kedua? Mereka melihatnya kebanyakan didasari oleh alasan sepele.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved