Update Corona di DI Yogyakarta

3 Klaster Covid-19 Berkembang di Sleman 

Tiga klaster tersebut mencakup Klaster Takziah yang berasal dari Sedayu Bantul; Klaster Keluarga di Nogotirto, dan Klaster Pabrik Tahu di Somodaran.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
dok.istimewa
Ilustrasi Covid-19 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Klaster penularan Covid-19 di Kabupaten Sleman kembali bermunculan.

Saat ini, dilaporkan ada tiga klaster yang sedang berkembang di wilayah Bumi Sembada.

Antara lain, Klaster Takziah yang berasal dari Sedayu Bantul; Klaster Keluarga di Nogotirto, dan Klaster Pabrik Tahu di Somodaran, Banyuraden, Kapanewon Gamping. 

Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama mengatakan, warga Sleman yang terhubung klaster takziah di Sedayu semula ada 69 orang positif.

Kemudian dilakukan penelurusan dan exit tes jumlah positif bertambah menjadi 74 orang.

Baca juga: BREAKING NEWS : Klaster Pabrik Tahu Muncul di Sleman, 10 Orang Positif Covid-19 

Dilakukan tracing lagi terhadap 194 orang dengan hasil 11 orang dinyatakan positif corona. 

"Sehingga total dari Klaster Takziah Sedayu di wilayah Sleman ada 85 orang positif. Saat ini beberapa sudah closed. Tidak bergerak lagi. Tapi masih ada beberapa menunggu selesai isolasi," kata dia, Jumat (12/10/2021). 

Sementara di Nogotirto, Cahya menyebutnya sebagai Klaster Keluarga.

Hingga kini, ada 4 orang yang dinyatakan positif Covid-19.

Belum diketahui sumber awal penularan dari mana, namun kasus tersebut ditemukan dari adanya orang yang periksa dan dinyatakan positif Covid-19

"Awalnya ada yang sakit, periksa dan dinyatakan positif. Saya belum mencermati dari klaster mana, tapi menurut saya dari keluarga," kata Cahya. 

Adapun penularan klaster pabrik tahu di Somodaran, Banyuraden, Gamping mulai terdeteksi sejak tiga hari lalu.

Awalnya ada orang yang tidak enak badan. Kemudian periksa dan dinyatakan positif.

Puskemas Gamping II lalu melakukan tracing (pelacakan).

Hingga kini telah didapati ada 12 orang yang dinyatakan positif covid-19.

Cahya mengimbau kepada masyarakat dan satuan tugas (satgas) penangan covid di semua tingkatan agar mengintensifkan kembali protokol kesehatan dengan pesan kunci "Cita Mas Jajar".

Cuci tangan, masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

Kemudian, menjalin koordinasi lintas sektor untuk menyisir warga yang belum divaksin. Terutama anak usia sekolah, warga komorbid, ibu hamil dan lansia. 

Baca juga: Jumlah Pasien Klaster Pabrik Tahu di Sleman Bertambah, Jadi 12 Orang 

Di samping itu, Ia meminta satgas rutin melakukan pemantauan Protokol Kesehatan di tempat umum, termasuk sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka.

Kemudian nanti pada saat kegiatan Natal maupun tahun baru (Nataru). 

"Ke depan kami harapkan bisa selalu menerapkan prokes. Ini penting untuk menghambat munculnya gelombang ketiga. Masyarakat harus patuhi prokes dengan 5 M. Terutama menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Ini yang berpotensi bertemunya virus dengan inangnya. Kalau sudah bertemu bisa menyebar ke lainnya," kata dia. 

Jujur 

Cahya mengungkapkan, pasien yang terpapar virus SARS-CoV-2 saat ini kebanyakan orang tanpa gejala (OTG).

Sebab, mayoritas dari mereka sudah divaksin.

Pihaknya mengimbau di  tempat kerja ketika ada karyawan yang merasa tidak enak badan, sebaiknya izin tidak berangkat kerja.

Kemudian periksa untuk memastikan kondisi kesehatan.

Terlebih bagi mereka yang sempat kontak erat dengan pasien positif supaya jujur. 

"Jangan tidak jujur dengan diri sendiri.. Jika kontak erat, lami imbau masyarakat ikut tracing jangan takut. Justru kalau menghindar akan memicu munculnya gelombang ketiga. Dengan terbuka, jujur dan dilakukan tracing, maka ketika ada paparan bisa segera diketahui," kata dia. 

Baca juga: Klaster Takziah Sedayu Bantul yang Menular ke Sleman Makin Meluas, Total 75 Orang Positif Covid-19

Prihatin

Sementara itu, diketahui sebelumnya Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo menyampaikan rasa keprihatinan dengan munculnya klaster penularan Covid-19 di Sleman dan dari pabrik tahu di wilayah Banyuraden, Gamping, Sleman.

Sebab, kata dia, Pemkab Sleman dengan pelbagai cara saat ini terus berupaya agar bisa menurunkan penyebaran virus Covid-19 di wilayahnya. 

"Tentu ini menjadi keprihatinan bersama. Di saat kita sudah berhasil menurunkan level (PPKM), tetapi justru mulai muncul klaster-klaster baru yang tidak kita inginkan," kata Kustini.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan.

Meskipun, sudah mendapat vaksinasi Covid-19

"Meskipun udah divaksin, tapi kalau prokes-nya kendor hanya akan jadi sia-sia. Makanya, saya selalu sampaikan patuhi prokes, prokes prokes di setiap kesempatan bertemu masyarakat," kata dia. 

Prokes harus ditegakkan. Sebab, hanya dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan, maka penularan Covid-19 di masyarakat dapat semakin ditekan dan tidak terjadi peningkatan kasus.

Ia menegaskan bahwa pandemi Corona hingga kini belum berakhir.

"Sedari awal saya sampaikan, jangan euforia. Sekali kita lengah, virus covid-19 ini akan kembali menular dan bisa  menyebabkan dampak yang sangat luas. Tidak hanya pada aspek kesehatan saja, tetapi sampai ke kegiatan sosial dan perekonomian," ujar dia.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved