Gugusan Bukit di Godean-Seyegan Ini Ternyata Gunung Api Purba Berusia Puluhan Juta Tahun!
Gunungapi Purba ini berada di Godean dan Seyegan, atau dikenal pula dengan sebutan Gunung Api Purba Godean.
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM, GODEAN – Selama ini Anda mungkin hanya mengenal Nglanggeran sebagai Gunung Api Purba satu-satunya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Memang tidak salah, karena Nglanggeran memang merupakan gugusan bebatuan yang terbentuk dari aktivitas vulkanis berusia puluhan juta tahun.
Tapi tahukah Anda bahwa Nglanggeran bukanlah satu-satunya Gunung Api Purba di DIY?
Masih ada gugusan Gunung Api Purba yang bisa disaksikan hingga sekarang, yang lokasinya mungkin tak pernah terbayangkan sebelumnya. Gunungapi Purba ini berada di Godean dan Seyegan, atau dikenal pula dengan sebutan Gunung Api Purba Godean.
Di mana lokasinya?
Nah, cobalah menyusuri Jalan Godean-Seyegan di Sleman. Kemudian lihat di sisi barat jalan dari arah perempatan Pasar Godean arah Seyegan. Dari sini, Anda pasti akan melihat gugusan bukit.
Warga sekitar mengenalnya sebagai Bukit Pandawa. Bukit ini dikeruk dan dijadikan komplek perumahan modern. Itulah gugusan bukit yang ternyata jejak rangkaian aktivitas vulkanik alias gunung api purba.

Hasil Riset
Fakta ini diungkapkan dari riset geolog/vulkanolog Sutikno Bronto, Antonius Ratdomopurbo, Pudjo Asmoro, dan Malia Adityarani. Mereka peneliti gabungan dari Pusat Survei Geologi Indonesia dan alumnus Teknik Geologi UGM.
Hasil riset mereka berjudul “Longsoran Raksasa Gunung Merapi Yogyakarta-Jawa Tengah”, dipublikasikan di Jurnal Geologi 4 November 2014.
Artikel berikut ini merangkum hasil penelitian mereka yang belum banyak diketahui masyarakat.
Menurut Sutikno Bronto dan kawan-kawan, perbukitan di Goden dan Seyegan itu sudah mengalami pelapukan sangat lanjut menjadi tanah lempung dan saat ini sebagian tertutup vegetasi lebat.
Singkapan batuan segar hanya ditemukan pada lokasi penggalian tanah dan batu. Batuan beku terobosan penyusun perbukitan Godean adalah andesit porfiri – diorit mikro, sebagian besar telah lapuk mengulit bawang.

Pelapukan lanjut batuan beku itu menjadi tanah lempung dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk pembuatan genting dan bata merah.
Inti pelapukan kulit bawang berupa bongkah segar dari andesit porfiri, diorit mikro berukuran 0,5 m – 2 m, berbentuk membundar.
Secara umum dari hasil riset Sutikno Bronto dkk, batuan beku terobosan itu berwarna segar abu-abu sampai abu abu kehijauan terkloritkan, bertekstur porfiri dan berstruktur pejal.