Pembudidaya Ikan di Sleman Diminta Waspadai Curah Hujan Tinggi
Musim penghujan telah tiba. Intensitas curah hujan diprediksi meningkat akibat adanya La Nina. Pembudidaya ikan di Kabupaten Sleman
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Musim penghujan telah tiba. Intensitas curah hujan diprediksi meningkat akibat adanya La Nina.
Pembudidaya ikan di Kabupaten Sleman diimbau meningkatkan kewaspadaan. Sebab, cuaca ekstrem seperti saat ini dapat berpengaruh pada kesehatan ikan. Karenanya, ketahanan ikan harus diperhatikan.
"Salah satunya dengan memberikan prebiotic, vitamin serta obat-obatan. Ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan ikan," kata Plt. Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DPPP) Sleman, Suparmono, Rabu (10/11/2021).
Baca juga: Eko Suwanto Serahkan Bantuan Penanggulangan Covid-19 di Suryatmajan
Mantan Camat Cangkringan ini juga mengimbau, untuk menjaga ketahanan ikan, dengan tetap memperhatikan kualitas air.
Menurutnya, fenomena La Nina dapat memicu dampak pada perubahan suhu yang mendadak, perubahan salinitas atau tingkat keasaman air dan ada kemungkinan membawa berbagai penyakit baik bakteri, virus dan jamur. Sehingga perlu diwaspadai.
Selain itu, antisipasi lain di sektor perikanan, adalah dengan mengurangi padat tebar dan memanen lebih awal bagi ikan yang sudah siap panen.
Suparmono menyarankan bagi petani ikan untuk membersihkan saluran air dan perbaikan kolam. Sebab, tingginya curah hujan dapat memicu terjadinya banjir.
"Perbaikan kolam ini agar kolam lebih kuat terhadap gempuran arus air serta meningkatkan kewaspadaan terhadap banjir yang bisa secara tiba- tiba datang," tuturnya.
Baca juga: Polda DIY Tangkap Pasutri Pencuri Data Kartu Kredit untuk Belanja Kripto, Kerugian Capai Rp 295 juta
Dihubungi terpisah, Ketua Kelompok Mina Kepis, Budi Hertanto mengungkapkan, selama ini anggota kelompoknya mayoritas membudidayakan ikan nila.
Ikan nila dinilai lebih tahan terhadap cuaca. Itulah sebabnya, hingga saat ini belum dijumpai tanda-tanda dampak dari cuaca ekstrem terhadap pembudidaya ikan di kelompoknya yang ada di Sendangadi, Mlati.
Baik dari segi kesehatan ikan maupun potensi banjir.
Kendati demikian, pihaknya tetap mewaspadai adanya potensi cuaca ektrem. Utamanya air limbah dari pemukiman yang meluber dan masuk ke drainase kemudian masuk ke kolam.
Air limbah ini dikhawatirkan berpengaruh pada kesehatan ikan.
"Kalau dampak air hujan langsung tidak masalah karena juga mengandung sedikit air garamnya. Yang kami khawatirkan debit air tinggi dari pekarangan pemukiman penduduk. Mesti banyak penyakit yang dibawa," kata dia.(rif)