Nenek Moyang Manusia Berusia 240 Ribu Tahun Ditemukan di Lorong Gua Sempit

Tengkorak yang terfragmentasi tersebut disebut Leti, ditemukan jauh di dalam sistem gua Bintang Baru Afrika Selatan.

Penulis: Sigit Widya | Editor: Sigit Widya
Live Science
Tengkorak terfragmentasi disebut Leti, yang ditemukan jauh di dalam sistem gua Bintang Baru Afrika Selatan. 

TRIBUNJOGJA.COM - Nenek moyang manusia berusia 240 ribu tahun ditemukan di lorong gua sempit oleh para ilmuwan.

Fosil tengkorak nenek moyang manusia berusia 240 ribu tahun yang ditemukan di lorong gua sempit selebar 15 sentimeter.

Seperti dikutip Tribunjogja.com dari Live Science, Selasa (9/11/2021), tengkorak yang ditemukan merupakan anak Homo naledi.

Tengkorak yang terfragmentasi tersebut disebut Leti, ditemukan jauh di dalam sistem gua Bintang Baru Afrika Selatan.

Kenapa tengkorak berukuran kecil itu bisa berakhir di bagian gua yang begitu terpencil dan sempit adalah sebuah misteri.

Para ilmuwan menduga, Leti bisa terselip di lorong gua nan gelap lantaran sengaja dikubur pada zaman nenek moyang.

Sekadar informasi, Leti adalah kependekan dari Letimela atau berarti "Yang Hilang" dalam bahasa Setswana di Afrika Selatan.

Baca juga: Fosil yang Diklaim sebagai Nenek Moyang Ayam Ditemukan di Belgia

Leti mungkin hidup antara 241 ribu hingga 335 ribu tahun lalu, merujuk usia sisa-sisa lain yang ditemukan di gua tersebut.

Menurut para ilmuwan, fragmen fosil milik sekitar 24 individu Homo naledi telah ditemukan di sistem gua itu sejak 2013 lalu.

Fosil pertama nenek moyang manusia tersebut ditemukan di tempat yang sekarang dikenal sebagai Dinaledi Chamber.

Satu-satunya jalan masuk ke sana adalah sebuah patahan vertikal setinggi 12 meter yang dikenal sebagai The Chute.

Sejauh ini, ahli geologi dan penjelajah tidak menemukan bukti pintu masuk alternatif ke lorong-lorong sempit dan terpencil itu.

Tengkorak kecil Leti ditemukan berserakan, berkeping-keping di rak batu kapur sekitar 80 sentimeter di atas lantai gua.

"Ditemukan di jaring laba-laba di lorong sempit," kata Maropeng Ramalepa, anggota tim eksplorasi, kepada Live Science.

Baca juga: Temukan Fosil Mengandung DNA, Ilmuwan China Bakal Kloning Dinosaurus?

Daerah itu hampir tidak dapat dinavigasi oleh penambang gua berpengalaman dengan peralatan modern sekalipun.

Tidak ada pula bukti bahwa hewan membawa tulang Homo naledi ke dalam gua lantaran tidak ada bukti pemangsaan.

Tulang-tulang tersebut tampaknya ditempatkan di dalam gua, tidak dicuci, karena tidak ditemukan bercampur dengan sedimen.

Ada kemungkinan, lebih dari 240 ribu tahun lalu, nenek moyang manusia berotak seukuran jeruk sengaja memasuki gua.

Mereka mungkin masuk via saluran vertikal menyempit hingga 18 sentimeter di beberapa tempat dan meletakkan mayat.

Para ilmuwan menyatakan, tidak ada alat atau artefak yang ditemukan di samping fosil sistem gua Bintang Baru Afrika Selatan.

Ada tanda hewan memasuki gua, di luar dua spesimen babun remaja, tetapi satu di antaranya jauh lebih tua dari Homo naledi.

Baca juga: Fosil Mammoth Berusia 10 Ribu Tahun Ditemukan di Danau Siberia

"Homo naledi hidup bersamaan dengan Homo sapiens," ujar John Hawks, antropolog di University of Wisconsin-Madison.

Penjelajahan ke dalam gua menunjukkan bahwa mereka termasuk manusia modern, lebih cerdas, dan tahu penerangan.

Berdasarkan data museum Smithsonian, Homo naledi berjalan tegak, bertinggi 1,44 meter, dan berbobot 40-56 kilogram.

Baru kali pertama ini para ilmuwan berhasil menemukan tulang kotak tengkorak atau tempurung kepala serta enam gigi.

Tulang-tulang dan gigi-gigi itu ditemukan selama penjelajahan lorong-lorong sempit berliku-liku di sekitar Dinaledi Chamber.

Para ilmuwan memetakan 316 meter lorong-lorong itu, mencari bukti jalur atau cara lain untuk masuk ke dalam ruangan itu.

"Banyak penghalang dan celah selebar kurang dari 30 sentimeter," timpal arkeolog Marina Elliott dari Simon Fraser University.

Baca juga: Jejak Penyakit Mematikan Zaman Prasejarah : Dari Fosil Sangiran Hingga Relief Candi Borobudur

Para ilmuwan menemukan lebih banyak fosil di labirin bawah tanah tersebut, termasuk bukti kedua dari babon remaja.

Tengkorak Leti diawetkan, sebagian dipecah menjadi 28 fragmen, untuk direkonstruksi guna mengungkapkan bukti-bukti.

Sesuai hasil rekonstruksi, ukuran tengkorak menunjukkan bahwa otak Leti memiliki volume antara 480-610 sentimeter kubik.

"Temuan itu memberi kita wawasan tentang semua tahap kehidupan spesies yang luar biasa," kata antropolog Juliet Brophy.

Setelah nenek moyang manusia berusia 240 ribu tahun ditemukan di lorong gua sempit, akankah terkuak fakta mengejutkan? (Tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved