Pembebasan Lahan Jalan Tol Yogyakarta-Solo, Uang Ganti Rugi 6 Kecamatan Dibayar 2022
ahan terdampak jalan tol Yogyakarta-Solo di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah masuk wilayah terakhir untuk tahun 2021.
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com Klaten -- Pembebasan lahan terdampak jalan tol Yogyakarta-Solo di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah masuk wilayah terakhir untuk tahun 2021.

Pada tahun 2021 Kecamatan Ngawen menjadi wilayah paling terakhir yang akan menerima pembayaran uang ganti rugi (UGR) tol.
Di kecamatan terdapat 9 desa yang ikut diterjang proyek tol, yakni Desa Kwaren, Manjungan, Pepe, Tempursari, Kahuman, Ngawen, Senden, Gatak dan Duwet.
"Untuk Ngawen nanti kalau masyarakat sudah setuju insyallah tahun 2021 ini selesai, karena hanya sampai kecamatan Ngawen anggaran itu tersedia di tahun 2021 ini," ujar Kepala Seksi (Kasi) Pertanahan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten Sulistiyono pada TribunJogja.com, Minggu (7/11/2021).
Ia mengatakan, pihaknya menyiapkan anggaran sebanyak Rp 650 miliar untuk digunakan membebaskan bidang tanah milik warga di Kecamatan Ngawen tersebut.
"Itu yang masih ada sekitar Rp 650 miliar, ya nanti kalau setuju akan kami ajukan dulu, kami tidak menunggu, nanti kalau ada warga yang setuju langsung kita ajukan dan bayarkan UGR-nya," sebut Sulis.
Kemudian, lanjut Sulis untuk warga yang berada di kecamatan lainnya, akan dilakukan pembayaran UGR pada tahun 2022 mendatang. "Kalau Ngawen sudah selesai, berarti tinggal 6 kecamatan lagi pembayaran untuk tahun depan," ucapnya.
Adapun 4 kecamatan yang sudah menerima pembayaran UGR tol yakni, Kecamatan Delanggu, Polanharjo, Ceper dan Karanganom. Untuk Klaten sendiri terdapat 11 kecamatan yang bakal dilalui oleh proyek strategis nasional itu.
Nasib Jalan Desa
Satu jalan desa dan tiga saluran air yang dilalui oleh tol Yogyakarta-Solo di Desa Kokosan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten dipastikan aman.
Hal itu dikarenakan jalan tol Yogyakarta-Solo yang melintas di desa tersebut nantinya dibuat melayang di atas jalan desa dan saluran air itu.
"Jalan yang sampai ditutup tidak ada. Kemarin sudah ada penetapan gambar dan nggak ada jalan desa yang ditutup," ujar Kepala Desa Kokosan Suparjo pada TribunJogja.com, Minggu (7/11/2021).
Ia mengatakan, nantinya jalan desa yang dilalui tol di desa itu berada di bagian bawah atau terowongan dan jalan tol berada di atasnya.
"Kalau panjang terowongannya kira-kira satu kilo mungkin. Saya kurang hafal juga," jelasnya.
Terkait tiga saluran air yang ikut digilas oleh proyek Trans Jawa itu, ia mengatakan jika tiga saluran air itu juga dipastikan aman.