5 Tips Manajemen Waktu Ala Rasulullah
Islam menempatkan waktu sebagai perkara penting dan mendasar sehingga jika tak dimanfaatkan dengan baik, maka kerugianlah yang akan diperoleh.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGA.COM – Waktu adalah salah satu nikmat yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya.
Pada dasarnya, waktu bagi manusia adalah umurnya sendiri.
Jika waktu berlalu, maka usianya juga semakin berkurang.
Islam menempatkan waktu sebagai perkara penting dan mendasar sehingga jika tak dimanfaatkan dengan baik, maka kerugianlah yang akan diperoleh.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ashar yang berbunyi,
وَالْعَصْرِ ﴿١﴾ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Artinya: “Demi masa. Sesungguhnya, manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orangorang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat- menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS al-‘Ashar :1-3)
Mengunakan nikmat waktu dengan sebaik-baiknya adalah hal yang harus dilakukan oleh setiap orang.
Rasulullah SAW telah mengingatkan umat Islam akan pentingnya memanfaatkan waktu, sebagaimana dalam hadisberikut:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, dia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)
1. Menerapkan Pola Pikir Investasi dan Terus Produktif
Agama Islam mengajarkan bahwa perbuatan sekecil apapun akan mendpat balasan di akhirat nanti. Menabur kebaikan adalah hal yang diajarkan Rasulullah sebagai investasi di akhirat kelak. Menginvestasikan waktu dengan melakukan kebaikan dapat membuat waktu menjadi lebih bermanfaat.
Allah SWT berfirman yang artinya:
“Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan, maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.” (QS. Al-Insyirah:7)