Pendapatan Retribusi Bantul Sejak 20 Oktober 2021 Mencapai Rp 900 Juta
Objek wisata di Bantul telah menggelar uji coba pembukaan sejak 20 Oktober 2021 kemarin. Pembukaan ini seiring dengan turunnya level PPKM
Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Objek wisata di Bantul telah menggelar uji coba pembukaan sejak 20 Oktober 2021 kemarin. Pembukaan ini seiring dengan turunnya level PPKM di Bantul menjadi level 2.
Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo menjelaskan mengungkapkan, pendapatan dari retribusi pariwisata terhitung sejak dibuka pada 20 Oktober hingga 31 Oktober kemarin sudah mencapai Rp 900 juta.
"Dengan adanya penurunan level ini, pariwisata mendekati pulih. mudah-mudahan ini tetap seperti konsep semula di mana pelaku maupun para wisatawan tetap menjaga kesehatan dengan mematahi protokol kesehatan," ungkapnya Sabtu (6/11/2021).
Baca juga: Curah Hujan Tinggi, Petani di Sleman Diimbau Normalisasi Saluran Irigasi
Dengan meningkatnya pendapatan dari retribusi ini, ia mengartikan bahwa semakin banyak uang beredar di wilayah Bantul.
Walaupun pihaknya belum sempat membuat perhitungan secara rinci, namun menurutnya wisatawan yang datang tentu saja tidak hanya mengeluarkan uang untuk membayar retribusi saja, tetapi juga berbelanja hal lain baik itu kuliner termasuk produk UMKM lainnya.
"Sementara kalau dilihat okupansi hotel di Bantul, rata-rata sudah di atas 70 persen. Berarti kalau banyak wisatawan ke hotel, maka warung-warung makan juga laku. Kalau dihitung dengan adanya geliat wisata ini tentu belanja wisata akan mampu mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat," imbuhnya.
Ia memaparkan, kunci dari meningkatnya geliat pariwisata adalah disiplin protokol kesehatan (prokes), wisatawan datang harus dipastikan sehat, sehingga pulang juga dalam keadaan sehat.
Sejauh ini ia memantau bahwa wisatawan yang datang didominasi oleh rombongan, baik itu menggunakan kendaraan roda empat hingga bus pariwisata.
Dengan banyaknya wisatawan yang datang berkunjung ke Bantul, pihaknya pun meminta para pengelola tempat wisata dapat secara tegas menerapkan prokes.
Sedangkan dari sisi vaksinasi, ia mengatakan bahwa saat ini capaiannya sudah lebih dari 80 persen di mana di dalamnya juga terdapat para pelaku pariwisata.
Dengan demikian, perkiraan adanya gelombang ketiga saat akhir tahun dapat ditekan.
"Kalau kesiapan kita ya ketat di prokes saja, karena vaksinasi sudah bagus. Artinya ikhtiar untuk memperkuat imunitas di Bantul sudah terpenuhi syaratnya. Tetapi kita tidak boleh lengah dengan kegiatan-kegiatan yang terindikasi menjadi penularan," ujarnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Semakin Meluas, 69 Orang di Sleman Positif Covid-19 dari Klaster Takziah di Bantul
Ia pun berharap, bahwa secara nasional angka kasus Covid-19 tetap dapat dikendalikan.
"Apa artinya Bantul aman kalau daerah lain tidak aman. Datang ke sini bawa penyakit juga repot, atau sebaliknya," tandasnya.
Sementara itu Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyoroti dengan banyaknya desa wisata yang ada di Bumi Projotamansari.