Vaksin Pfizer Kantongi Izin dari FDA untuk Vaksinasi Covid-19 Anak Usia 5-11 Tahun
FDA telah memberi izin untuk vaksin Covid-19 Pfizer-Biontech guna kepentingan vaksinasi Covid-19 kepada anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
“Ada juga hampir 100 kematian (karena Covid-19), menjadikannya salah satu dari 10 penyebab kematian teratas dalam rentang usia ini,” kata petugas medis CDC Dr Fiona Havers.
Sementara itu, ia berkata bahwa Covid-19 telah berdampak pada kelompok anak-anak tertentu lebih dari yang lain, mirip dengan pola yang terlihat pada orang dewasa.
Tingkat rawat inap di antara kelompok usia dewasa tiga kali lipat lebih tinggi pada anak-anak kulit hitam, keturunan Hispanik, Indian Amerika, dan penduduk asli Alaska dibandingkan dengan anak-anak kulit putih.
Baca juga: Indonesia Masuk Zona Hijau Covid-19 di Dunia, Ini Penjelasan Jubir Pemerintah
Baca juga: Percepat Penyuntikan, Pemda DIY Target Tuntaskan Vaksinasi Akhir Tahun Ini
Sistem pemungutan suara terakhir dari panel ahli FDA diikuti oleh 18 pihak yang berada dalam panel ini.
Dari jumlah tersebut, ada 17 suara mendukung penggunaan vaksin Pfizer untuk anak-anak dan satu suara memutuskan untuk abstain.
Jika disetujui, vaksin Pfizer-BioNTech akan disuntikkan sebanyak sepertiga dari dosis yang diberikan kepada usia 12 tahun ke atas, dengan dua dosis yang diberikan dalam selang waktu 3 minggu.
Vaksin akan dikirim dalam vial dengan tutup yang warnanya berbeda, label, dan instruksi yang jelas untuk membedakannya dari dosis vaksin untuk remaja maupun dewasa.
Menurut data yang disajikan pada pertemuan ini, dengan dosis yang lebih rendah vaksin anak-anak disebut memiliki lebih dari 90 persen efektif melawan infeksi.
Efek samping
Peneliti menuturkan, efek samping vaksin Pfizer mungkin mirip dengan apa yang terlihat pada anak-anak dan remaja di atas 11 tahun, meliputi nyeri di tempat suntikan, kelelahan, dan sakit kepala.
Sejauh ini peneliti mengungkap, tidak ada efek samping yang serius terkait dengan vaksin pada anak-anak yang divaksinasi.
Pada pertemuan panel penasihat FDA, para ilmuwan CDC mempresentasikan beberapa skenario yang melihat risiko dan manfaat vaksin berdasarkan berbagai tingkat penularan virus, tingkat kemungkinan efek samping, hingga efektivitas vaksin.
Mereka menemukan bahwa manfaat vaksin untuk anak kecil umumnya lebih besar daripada risiko efek sampingnya.

Risiko yang diamati adalah peradangan jantung yang jarang terjadi, misalnya miokarditis dan perikarditis setelah vaksinasi, yang terlihat pada remaja pria, serta seorang pria dewasa muda setelah dosis kedua.
Kondisi jantung ini juga dapat terjadi setelah terinfeksi virus corona, infeksi virus, maupun bakteri lainnya.