Malam Ini Cupu Panjolo Kembali Dibuka, Simbol Apa Saja yang Akan Muncul?
Malam Selasa Kliwon malam ini, tradisi pembukaan Cupu Kyai Panjolo akan kembali digelar di rumah Dwijo Sumarto, di Padukuhan Mendak
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Malam Selasa Kliwon malam ini, tradisi pembukaan Cupu Kyai Panjolo akan kembali digelar di rumah Dwijo Sumarto, di Padukuhan Mendak, Kalurahan Girisekar, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul.
Cupu Panjolo dibuka setiap malam Selasa Kliwon sasi Sapar dalam kalender Jawa.
Persiapan matang pun sudah dilaksanakan oleh pemerintah kalurahan setempat dan panitia mengingat saat ini masih dalam masa PPKM level 2.
Untuk mencegah penularan Covid-19, panitia membuat kebijakan untuk membatasi jumlah warga.
Lurah Girisekar, Sutarpan yang dihubungi Tribunjogja.com pada Senin (25/10/2021) mengatakan karena masih dalam masa pandemi Covid-19, pihak panitia memutuskan untuk membatasi jumlah orang yang diizinkan untuk mengikuti pembukaan Cupu Panjolo secara langsung.
" Jadi kita buat ring, tidak semua pengunjung bisa masuk,"katanya.
Mantan anggota DPRD Gunungkidul ini menjelaskan, untuk ring 1, yakni yang berada di dalam rumah, hanya untuk trah Eyang Seyek, pejabat dan media.
Sementara warga lainnya hanya diperbolehkan melihat secara langsung dari luar rumah.
Selain itu, untuk mencegah penularan Covid-19, panitia juga akan melaksanakan pengecekan suhu bagi warga yang hadir.
Lalu penerapan prokes secara ketat guna mencegah penularan Covid-19.
" Tahapannya tetap sama, tetap prokes ketat, cek suhu dan pengamanan dari sejumlah unsur, mulai dari polisi, TNI dan ormas,"jelasnya.
Baca juga: 32 Hotel, Penginapan, Guest House, Losmen yang Paling Dekat dengan Malioboro
Sejarah Singkat Cupu Panjolo
Riwayat tradisi buka pembungkus cupu Kyai Panjala (Panjolo) sudah berlangsung bertahun-tahun.
Ritus kebudayaan ini berlangsung di Padukuhan Mendak, Desa Girisekar, Kapenawon Panggang, Gunungkidul.
Dalam beberapa tahun terakhir, upacara dipusatkan di rumah Dwijo Sumarto, ahli waris dan keturunan ke-7 Kyai Panjala, penemu dan pemilik awal cupu yang dikeramatkan itu.