PSS Sleman

Blak-blakan Soal Tuntutan BCS, Komut PT PSS: Siapapun Pelatih Nggak Enak untuk Bersikap Objektif

Akan dalam audiensi tersebut Agus Projosasmito belum bisa memberikan jawaban akibat ketidakhadiran pemilik saham Effy Soenarni Soeharsono.

Tribun Jogja/ Hanif Suryo
Suporter PSS Sleman, Brigata Curva Sud (BCS) saat mendukung tim kebanggannya kontra Persija Jakarta pada ajang Piala Presiden di Stadion Maguwoharjo, Sleman, 15 Maret 2019. 

TRIBUNJOGJA.COM - Komisaris Utama (Komut) PT Putra Sleman Sembada sekaligus pemegang saham mayoritas dari PT Palladium Pratama Cemerlang, Agus Projosasmito buka suara terkait tiga tuntutan komunitas suporter, Brigata Curva Sud (BCS), saat beraudiensi secara daring dengan Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, Jumat (15/10/2021) kemarin.

Dalam audiensi tersebut Agus Projosasmito belum bisa memberikan jawaban akibat ketidakhadiran pemilik saham Effy Soenarni Soeharsono pada kesempatan tersebut.

Sekadar informasi, komposisi saham 70 persen yang dimiliki oleh PT Palladium Permata Cemerlang di klub separuhnya dipegang oleh Effy.

Seperti diberitakan sebelumnya, kisruh suporter Super Elja dengan manajemen PT PSS masih berlanjut.

Bahkan pada hari Kamis (14/10/2021) malam, ribuan suporter mendatangi Rumah Dinas Bupati untuk menyampaikan aduannya.

Saat itu Kustini berjanji akan berkomunikasi dengan pemegang saham mayoritas dan meminta kejelasan agar konflik bisa segera mereda.

Mencoba mengurai benang kusut tersebut, Kustini  memberikan ultimatum dengan tenggat waktu hari Senin (18/10/2021) pukul 16.00 WIB kepada pemegang saham mayoritas PSS untuk memberikan jawaban atas tuntutan yang diajukan suporter.

Ultimatum tersebut diberikan Bupati Kustini kepada pemegang saham mayoritas PT PSS agar segera memberikan keputusan tegas terkait dengan tiga tuntutan suporter.

"Jadi saya boleh lapor, bahwa kemarin di kantor saya menerima utusan dari BCS dan Slemania, setelah itu saya bertemu dengan partner saya, Ibu Effy Soenarni Soeharsono," ujar Agus dikutip Tribun Jogja dari video yang diunggah di kanal Youtube Kustini Sri Purnomo.

"Nah saya kan sudah sampaikan ke Ibu Effy, ini tuntutannya saya sudah bertemu suporter karena waktu itu dia saya ajak tapi tidak mau, Ini tuntutannya ada tiga pertama Dejan, kedua anak kamu (Arthur Irawan), karena anak kamu kalau masih main itu ada konflik. Siapapun yang jadi pelatih itu juga nggak enak untuk bersikap obyektif. Berikutnya, Marco. Jadi ada tiga tuntutan," tambahnya.

Lebih lanjut Agus mengatakan, pihaknya sebenarnya mau menuruti tuntutan tersebut dan berkomitmen membangun PSS menjadi lebih baik.

"Namun kami dihadapkan pada kendala seperti ini," ujarnya.

Meski belum dapat memberikan jawaban terkait tuntutan suporter, Agus berujar akan mengurai permasalahan tersebut berdasarkan prioritas.

"Mungkin kalau kita mempunya prioritas, itu yang paling disengiti (dibenci) sama suporter siapa bu? Dejan kah? Marco kah? atau Arthur?," ujar Agus.

"Saya pikir kalau Dejan kita ganti dulu yang prioritas, dan kita mendapatkan pelatih yang obyektif, tentunya dia juga tidak akan memainkan yang namanya Arthur kan bu?," tambahnya.

Lebih lanjut Agus menegaskan bahwa dirinya tidak pernah memerintahkan kepada jajaran manajemen untuk memindahkan homebase PSS keluar dari Sleman sebagaimana yang mencuat beberapa waktu terakhir.

"Kami tidak pernah memerintahkan, memindahkan homebase Sleman (PSS) ke tempat lain. Saya pun kaget, itu apa kok berani-beraninya memindahkan homebase Sleman ke tempat lain. Wah ini nggak sopan, ini kurang ajar," kata Agus.

"Saya berani ajukan ke tuntutan ke pengadilan manapun bahwa saya tidak pernah memerintahkan untuk memindahkan homebase Sleman ke tempat lain, saya janji," tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo juga berujar bahwa pihaknya melayangkan surat kepada pemegang saham mayoritas PT PSS supaya segera memberikan keputusan terkait tuntutan suporter.

Kustini memberikan waktu hingga Senin (18/10/2021) pukul 16.00 WIB untuk memberikan keputusan tegas terhadap tiga tuntutan suporter.

Hal tersebut disampaikan Kustini usai melakukan zoom meeting dengan salah satu pemegang PT PSS dari PT Palladium Pratama Cemerlang selaku pemegang saham mayoritas, Agus Projosasmito.

Dalam perbincangan daring tersebut, Kustini meminta pemegang saham PT PSS agar bersikap tegas terhadap sikap manajemen yang terkesan lamban memberi respon pada aduan suporter.

"Para suporter ini sudah lama menunggu bahkan ada yang sampai ke Jakarta dan Bandung. Tapi sampai hari ini belum ada jawaban yang memuaskan. Maka dari itu saya di sini ingin meminta jawaban yang tegas dari pemegang saham, bagaimana," kata Kustini saat berbincang melalui zoom, Jumat (15/10/2021).

Baca juga: PSS Akhiri Hasil Buruk

Baca juga: Bupati Sleman Ikut Turun Tangan Selesaikan Masalah Suporter dan PSS Sleman

Jawaban tegas yang dimaksud Kustini adalah tuntutan suporter agar Direktur Utama PSS, Marco Gracia Paulo, pelatih Dejan Antonic, dan pemain Arthur Irawan keluar.

Pasalnya, hingga saat ini manajemen PT PSS terkesan mengulur waktu dan tidak mengindahkan tuntutan suporter tersebut.

"Saya memantau PSS dari jauh. Dan dari informasi yang saya dengar (tuntutan) akan dipenuhi sebelum pertandingan seri ke dua. Tapi sampai ini belum ada jawaban tegas yang akhirnya memicu kemarahan para suporter," jelas Kustini.

Menindaklanjuti hal tersebut, Kustini mengirimkan surat melalui Pemda Sleman sebagai bentuk ultimatum.

"Siang ini saya akan kirim suratnya. Saya kasih waktu sampai Senin sore. Kalau sampai belum ada sikap tegas minimal dari salah satu tuntutan itu, akan saya tindak lanjut," ujar Kustini.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, lantaran tak kunjung mendapatkan jawaban soal realisasi tiga tuntutan, komunitas suporter klub PSS Sleman, Brigata Curva Sud (BCS) menggelar audiensi dengan Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, Jumat (15/10/2021) dini hari WIB.

Hal tersebut dilakukan lantaran tuntutan Sleman Fans belum mampu dipenuhi dewan komisaris dan pemegang saham mayoritas PT PSS.

Mengingat telah dilakukan penagihan janji yang disepakati hari ini. Hari dimana sebelum Series 2 akan digelar, Jumat (15/10/2021).

Mosi Tidak Percaya

BCS juga lantang menyuarakan mosi tidak percaya menyusul tuntutan mereka yang tak kunjung dijawab oleh manajemen PT Putra Sleman Sembada (PSS).

Sebagaimana diketahui, permasalahan antara suporter dan manajemen PT PSS bak benang kusut yang tak kunjung terurai.

Tuntutan memecat pelatih kepala, Dejan Antonic, menyusul jebloknya performa Laskar Sembada tak kunjung dapat jawaban melegakan, sebaliknya polemik justru kian melebar.

"MOSI TIDAK PERCAYA!," cuit akun Twitter BCSXPSS_1976, Kamis (14/10/2021) pukul 23.05 WIB.

"Genting. PSS Sleman kini kian menjauh. Gejolak dalam akar rumput menumbuh tak terbendung. Akumulasi permasalahan di tubuh klub yang tak kunjung usai justru semakin menguatkan tiga tuntutan Sleman Fans,"

"Petak umpet. Kemanapun juga kami datangi, kami cari PSS Sleman kami. Dari Sleman ke Bandung lalu Jakarta. Acuh, tiada berpulang pasca seri pertama. Berdalih seri kedua akan berlangsung di Jakarta. Tanpa mampir, PSS bertolak ke Surakarta,"

"Beriringan dengan tuntutan Sleman Fans yang belum mampu dipenuhi dewan komisaris dan pemegang saham mayoritas. Mengingat telah dilakukan penagihan janji yang disepakati hari ini. Hari dimana sebelum Series 2 akan digelar,"

"Maka malam ini kami akan membawa tuntutan ini kepada Kepala Daerah, yakni Bupati Sleman. PSS adalah aset daerah yang harus diperjuangkan dan diselamatkan bersama,"

"Berdasarkan dari pertemuan perwakilan BCS dengan Bapak Agus Projosasmito tempo hari di Jakarta, kami mendapatkan informasi bahwa ada satu nama pemegang saham mayoritas lain, Ibu Effy Soenarni Soeharsono. Fakta yang ditemukan bahwa Ibu Effy adalah ibu dari Arthur Daniel Irawan,"

"Jangan goyah, apapun itu. Stick together kawanku. Tetap dalam barisan! #DejanOut #ArthurOut #MarcoOut," demikian cuit akun Twitter BCS dalam utas berjudul 'Mosi Tidak Percaya'.

Sehari sebelumnya, Kamis (14/10/2021) atau H-1 jelang laga PSS kontra Barito Putera, tagar Marco Out, merujuk pada desakan mundurnya dirut PT PSS, Marco Gracia Paulo, kembali populer di linimasa Twitter.

Selain tagar Marco Out, Sleman Fans juga menyerukan gerakan 'Senyapkan Media PSS', merujuk pada seruan untuk tidak memberikan komentar dan like di Instagram resmi PSS, serta tidak memberikan komentar, retweet, dan like dicuitan akun Twitter resmi PSS.

Sebelumnya Marco Gracia Paulo menyampaikan di hadapan Sleman Fans yang ngluruk langsung ke Bandung, Minggu (3/10), bahwa tuntutan memecat pelatih Dejan Antonic akan ditindaklanjuti dengan pertemuan di Sleman, Selasa (5/10/2021) sebelum pukul 17.00 WIB.

Namun saat tengah berdialog, Marco mengalami serangan jantung dan kemudian menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Bandung.

Lantaran Marco tengah terbaring sakit, pertemuan yang dijanjikan digelar di Sleman, Selasa (5/10/2021) batal digelar.

Merasa tak mendapat respon atas tuntutan yang diajukan, perwakilan dua wadah suporter PSS, Brigata Curva Sud (BCS) dan Slemania lantas bertolak ke Jakarta untuk menggelar pertemuan dengan Komisaris Utama PT Putra Sleman Sembada (PSS), Agus Projosasmito, Rabu (6/10/2021).

Dalam pertemuan tersebut, Agus Projosasmito menyatakan dengan tegas bahwa tidak ada niatan atau perintah terkait pemindahan home base PSS Sleman. Dilansir Tribun Jogja dari cuitan akun twitter @BCSXPSS_1976, Rabu (6/10/2021).

Lebih lanjut dalam cuitannya dijelaskan, dalam pertemuan tersebut Agus Projosasmito juga menegaskan kembali bahwa akan menyelesaikan semua tuntutan berdasarkan data dan fakta yang telah disampaikan perwakilan Sleman Fans dalam tempo sesingkat-singkatnya.  

"Serta akan mengumumkan sebelum lanjutan Liga 1 Series kedua, 15 Oktober 2021 di Jawa Tengah. Doakan,".

Adapun aksi Sleman Fans yang ngluruk ke Bandung merupakan respon dari ultimatum yang sebelumnya disampaikan Marco, beberapa waktu lalu.

Marco Gracia Paulo sempat mengatakan dalam mediasi melalui sambungan telepon dengan perwakilan suporter bahwa PSS Sleman akan pindah homebase.

Pernyataan itu keluar setelah suporter menggeruduk kantor PSS Sleman, Yogyakarta, 30 September 2021.

Suporter meminta manajemen PSS Sleman segera memecat Dejan Antonic lantaran dinilai gagal.

Marco Gracia Paulo mengiyakan tuntutan tersebut akan tetapi balik memberi ultimatum dengan menyebut PSS Sleman akan pindah kandang.

Meski telah mengaku khilaf dan menyampaikan permohonan maaf, perasaan hati suporter PSS Sleman terlanjur meradang hingga akhirnya berbondong-bondong ngluruk ke Bandung, Minggu (3/10/2021). (TRIBUNJOGJA.COM/ HANIF SURYO)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved