Pemkab Magelang Kejar Vaksinasi Covid-19 untuk Pengelola Wisata
Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) upayakan peningkatan vaksinasi bagi pengelola wisata di wilayahnya.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) upayakan peningkatan vaksinasi bagi pengelola wisata di wilayahnya.
Kepala Disparpora Kabupaten Magelang, Slamet Ahmad Husein menuturkan, vaksinasi bagi pelaku wisata di Kabupaten Magelang masih di bawah 50 persen.
"Capaian vaksinasi bagi pengelola desa wisata masih jauh dari target. Padahal, mengikuti aturan dalam Inmendagri untuk uji coba wisata, semua pengelola diharuskan sudah disuntik vaksin. Nantinya apabila terjadi penurunan level PPKM dari 3 ke 2, semua destinasi wisata sudah memenuhi kriteria uji cob operasional wisata," terangnya kepada media di Desa Wisata Nepal Van Java, Dusun Butuh, Kaliangkrik, Magelang, Kamis (14/10/2021).
Baca juga: Rektor Universitas Alma Ata Ingatkan Potensi Kantin Kampus Bisa Jadi Sumber Penularan Covid-19
Ia menambahkan, sebanyak 57 desa wisata di Kabupaten Magelang masih dalam status simulasi wisata.
Sehingga, hanya diizinkan menerima kunjungan maksimal 25 persen dari kapasitas normal. Dan pengunjung diwajibkan sudah mendapatkan suntikan vaksin minimal dosis pertama.
"Untuk Kabupaten Magelang, yang sudah beroperasi baru Candi Borobudur atas rekomendasi dari pusat. Sedangkan, daya tarik wisata dan desa wisata tetap mengikuti aturan PPKM level 3, sebatas simulasi saja," ungkapnya.
Baca juga: KREATIF, Pria di Sleman Ini Jual Kembang Gula Monster Goolale dengan Bentuk yang Menarik
Sementara itu, Kepala Dusun Butuh, Nepal Van Java, Lilik Setiyawan meminta kepada pemerintah untuk melakukan akselerasi vaksinasi bagi pengelola wisata.
"Saat ini, pengelola wisata telah mendapatkan suntikan vaksin sebanyak 30 persen saja, masih kurang sekali. Kami berharap ada percepatan vaksin dari pemerintah agar bisa melakukan uji coba secepatnya," ungkapnya.
Ia mengatakan, jumlah kunjungan selama simulasi setiap harinya baru mencapai 100 orang, dibatasi hanya 25 persen saja. Untuk pengunjung didominasi keluarga dan kebanyakan berasal dari sekitar wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jakarta," terangnya. (ndg)