Pedagang di Klaten Suguhkan Mie Ayam di Atas Wajan Mini, Pembeli: Sensasinya Beda

Seorang pedagang mie ayam di Desa Mrisen, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten tampil beda dalam menyajikan mie ayam yang ia buat.

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Almurfi Syofyan
Tampilan mie ayam wajan di Desa Mrisen, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Rabu (13/10/2021). 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Seorang pedagang mie ayam di Desa Mrisen, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten tampil beda dalam menyajikan mie ayam yang ia buat.

Jika mie ayam umumnya disajikan dengan mangkok, tapi pedagang di Klaten ini menyajikan makanan yang ia buat dengan wajan mini.

Inovasi tersebut ternyata digemari konsumen dan sukses mendatangkan pundi-pundi rupiah.

Berbagai inovasi terus dilakukan oleh pedagang kuliner untuk memikat para pembeli.

Baca juga: Bicara Smart City Saat Pertemuan APEKSI di Sleman, Bima Arya: Perubahan Perilaku Warga

Pedagang mie ayam wajan tersebut bernama Giyanti (37). Ia mengaku sudah setahun terakhir menekuni usaha kuliner mie ayam wajan itu.

"Ide awalnya memang karena saya ingin menjual mie ayam dengan tampilan yang beda agar menarik," ucapnya saat TribunJogja.com temui di warung miliknya Rabu (13/10/2021).

Menurutnya, untuk wilayah Klaten belum banyak pedagang mie ayam yang menyajikan makanannya dengan menggunakan wajan mini.

Para pedagang biasanya masih menyajikan makanan dengan menggunakan mangkok ukuran sedang dan kecil.

"Melihat peluang itu, saya mencoba menyajikan sesuatu yang baru dan ternyata diterima oleh konsumen," jelasnya.

Ia mengatakan, wajan yang digunakan untuk menyajikan mie ayam tersebut dipesan secara khusus di wilayah Juwiring.

Wajan tersebut berdiameter sekitar 15 sentimeter.

Baca juga: Sekretaris BNPB Dorong Desa di Klaten Miliki Rencana Kontijensi Pengurangan Risiko Bencana

Selain keunikan wajan, ia mengatakan mie ayam yang ia jual juga gurih karena berbahan baku rempah-rempah pilihan yang diolah sedemikian rupa.

Sehingga, konsumen juga penasaran untuk kembali lagi berkunjung ke warung mie ayam miliknya.

Adapun untuk varian mie ayam yang ia jual, saat ini terdiri dari beberapa toping seperti mie ayam wajan ceker, mie ayam wajan bakso, mie ayam wajan pangsit serta mie ayam original.

"Kalau harga paling murah Rp7 ribu hingga Rp12 ribu. Semua tergantung topingnya, kalau yang original Rp7 ribu," jelasnya.

Ia mengatakan, dalam sehari dirinya bisa menjual mie ayam wajan sebanyak 100 porsi.

Namun jumlah tersebut, bisa bertambah setiap akhir pekannya.

Seorang pembeli, Eprilianto (35) mengaku cukup sering membeli mie ayam tersebut.

Pada awalnya ia ikut penasaran untuk mencoba mie ayam wajan itu setelah mendapat informasi dari media sosial.

"Saya awalnya dapat info di media sosial terus pengen coba, tahu-tahu rasanya cocok. Gurih dan enak apalagi sensasinya beda makan pakai wajan ini," ucapnya.

Ia berharap mie ayam wajan itu tetap dipertahankan dan menjadi salah satu kuliner unik di daerah itu. (Mur)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved