Orang Tua Prioritaskan Sekolah PTM Lagi, Meski Hanya 2 Jam Pelajaran

Usulan anak di bawah usia 12 tahun diizinkan memasuki tempat wisata disambut dengan pro dan kontra oleh orang tua di DIY.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Agus Wahyu
TRIBUNJOGJA.COM / Ardhike Indah
Masyarakat berharap pemerintah juga membuka sekolah, meski hanya dua jam pelajaran tatap muka. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Usulan anak di bawah usia 12 tahun diizinkan memasuki tempat wisata disambut dengan pro dan kontra oleh orang tua di DIY. Orang tua meminta, konsistensi pemerintah untuk segera membangkitkan wisata harus dibarengi dengan konsistensi membuka sekolah.

“Jujur, kalau aku enggak setuju ada aturan anak di bawah umur 12 tahun boleh masuk ke tempat wisata,” ujar Citra kepada Tribun Jogja, Jumat (8/10/2021).

Citra memiliki anak usia 3,5 tahun dan 10 tahun. Keduanya belum mendapatkan vaksinasi Covid-19 dan tidak bisa sekolah secara luring. Padahal, menurutnya, akan lebih baik jika semangat membuka sekolah sama dengan semangat membuka wisata.

“Dari kemarin ngomongin wisata, ekonomi, dan lain-lain, tapi anak masuk sekolah kapan itu belum jelas. Uji coba terus. Anakku yang masih SD pernah masuk sekolah, tapi kemudian belajar dari rumah lagi karena takut sekolah jadi klaster Covid-19 baru,” tuturnya.

Dia menambahkan, tempat wisata, hingga kini juga masih riskan untuk menjadi tempat penyebaran virus corona. Apalagi terkadang, anak tidak tertib seperti orang dewasa yang memiliki kesadaran penuh untuk menjaga protokol kesehatan (prokes).

“Kadang mereka merasa gerah pakai masker dilepas pas lagi mainan di tempat wisata yang notabene banyak orang. Ini bikin waswas, apalagi kalau orang tua juga tidak mau ribet,” ucap Citra.

Dia berharap, sekolah juga bisa dibuka pascapembukaan tempat wisata di sejumlah daerah di DIY. Hal ini lantaran sekolah tatap muka dan daring memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

“Orang tua juga merasa capai, ya, dengan situasi seperti ini. Takutnya, anak tidak paham dengan pelajaran daring. Tidak ada yang menjamin mereka tidak learning loss,” tukasnya.

Senada, Vita Rahmawati, berharap sekolah juga ikut dibuka ketika tempat wisata sudah gencar diperbolehkan menerima pengunjung. Dia menuturkan, dengan pengalaman pribadinya, prioritas orang tua saat ini sebenarnya bukan tempat wisata dibuka, tapi sekolah yang dibuka.

“Senang dengarnya, wisata dibuka. Lelah juga kan sudah dua tahun tidak wisata begitu, tapi saya lebih senang lagi kalau sekolah dibuka, sih. Saya sebagai orang tua juga bingung ini kalau anak terus sekolah di rumah,” ungkapnya.

Vita memiliki satu anak berusia 9 tahun. Saat ini, anaknya duduk di bangku SD dan harus sekolah dari rumah karena belum ada kejelasan tentang pembukaan sekolah. “Sekolah dua jam saja, seperti uji coba kayak yang kelas-kelas V atau VI itu, saya enggak apa. Yang penting anak saya bisa ketemu teman-teman. Wisata buka, sekolah juga buka dong, jangan sebaliknya,” tandas Vita. (ard)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved