Harga Jual Telur Anjlok Harga Pakan Meroket, Peternak Ayam di Klaten Semakin Menjerit

Sejumlah peternak ayam di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mengeluhkan anjloknya harga telur ayam di pasaran sejak dua bulan terakhir.

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Almurfi Syofyan
Peternak telur di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, saat menata telur ayam ketika ditemui di kandang ayam di desa itu, Jumat (8/10/2021). 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Sejumlah peternak ayam di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mengeluhkan anjloknya harga telur ayam di pasaran sejak dua bulan terakhir.

Ironisnya, anjloknya harga telur itu berbanding terbalik dengan meroketnya sejumlah harga pakan. Akibatnya, para peternak ayam di Kabupaten Bersinar mengalami kerugian.

Seorang peternak ayam petelur Suwarto (41) warga Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten mengaku jika saat ini harga telur ayam hanya Rp16 ribu per kilogram.

Baca juga: Gandung Pardiman Jadi Korban Kampanye Hitam, Golkar DI Yogyakarta Angkat Suara

Harga tersebut, menurutnya cukup menyiksa para peternak ayam karena merugi setiap kali menjual telur.

"Normalnya harga telur ayam itu Rp21 ribu per kilogram, sekarang anjlok dan peternak mengalami kerugian," ucapnya saat TribunJogja.com temui di kandang ayam miliknya di desa itu, Jumat (8/10/2021).

Menurut Suwarto, anjloknya harga jual teluar ayam itu semakin memperparah keadaannya selama pandemi Covid-19.

Pasalnya, ia yang sebelum pandemi memiliki sekitar 7.000 ekor ayam petelur kini hanya tinggal sekitar 3.500 ayam petelur saja.

Kemudian sejak tiga bulan terakhir, harga pakan ayam seperti jagung juga mengalami kenaikan hingga Rp5,7 ribu per kilogram.

Namun ia bersyukur, belakangan turun subsidi jagung untuk pakan ayam yang dipatok Rp4.500 per kilo gram.

"Subsidi pakan jagung ya saya bersyukur. Saya kemarin beli 1,5 ton dan subsidi ini cukup membantu tapi pokok permasalahan kita ini sekarang di harga telurnya ini," ujarnya.

Ia mengatakan, dalam sehari 3.500 ayam petelur miliknya bisa menghasilkan 12 sampai 13 kotak telur ayam.

Adapun satu kotak itu seberat 15 kilogram.

"Itu saja kadang tidak habis dijual, setiap hari padahal harga sudah rendah," jelasnya.

Pria yang sudah menjadi peternak telur ayam sejak tahun 2000 itu berharap harga telur ayam segera naik agar dirinya tidak terus-terusan merugi.

"Sejak beberapa tahun belakangan, ini harga yang paling rendah, kami berharap agar hargabcepat normal kembali," harapnya.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Klaten, Sunaryo membenarkan jika harga telur ayam di Kabupaten Klaten saat ini masih terpuruk.

Menurutnya, harga tersebut paling rendah sejak tiga tahun terakhir.

"Harga telur masih terpuruk, saat ini dikisaran Rp14.500 hingga Rp16.000 per kilogramnya," ucapnya saat ditemui di rumahnya di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat.

Baca juga: Kota Yogyakarta Sudah Tuntas Vaksin, Sandiaga Uno Beri Diskresi Terkait Wisatawan di Bawah 12 Tahun 

Menurut Naryo, bantuan subsidi pakan jagung dari pemerintah cukup membantu para peternak, namun untuk harga telur ayam masih anjlok.

"Kami peternak ayam sudah terima jagung bersubsidi itu. Klaten dapat alokasi jagung bersubsidi sekitar 2.000 ton untuk bulan oktober dan november, kalau untuk hari ini sudah direalisasikan 100 ton," jelasnya.

Terpisah, Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten Triyanto membenarkan jika peternak ayam di Klaten telah mendapat alokasi subsidi jagung untuk pakan ayam.

"Pengajuan sudah kita berikan beberapa waktu lalu ke Kementerian Pertanian. Nanti akan turun secara bertahap subsidi jagung tersebut," tukasnya. (Mur)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved