PSS Sleman

Tuntutan BCS dan Slemania Tetap Sama, Minta Dejan Antonic Lengser dari Kursi Pelatih PSS Sleman

Selain menuntut Dejan untuk angkat kaki, BCS dan Slemania juga lantang menyerukan tuntutan kepada Marco Gracia Paulo dan Arthur Irawan untuk hengkang.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Hanif Suryo
Suporter PSS Sleman, Brigata Curva Sud (BCS) saat mendukung tim kebanggannya kontra Persija Jakarta pada ajang Piala Presiden di Stadion Maguwoharjo, Sleman, 15 Maret 2019. 

TRIBUNJOGJA.COM - Perwakilan dua wadah suporter PSS Sleman, Brigata Curva Sud (BCS) dan Slemania, telah bertemu secara langsung dengan Komisaris Utama PT Putra Sleman Sembada (PSS), Agus Projosasmito, di Jakarta, Rabu (6/10/2021) kemarin.

Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari perjanjian dengan Direktur Utama PT PSS, Marco Gracia Paulo, di Bandung, 3 Oktober 2021, yang tidak menemui titik terang.

Adapun dari pertemuan tersebut, ada beberapa poin yang menjadi bahasan di antaranya yakni soal homebase PSS Sleman, serta tuntutan Sleman Fans yang mendesak Dejan Antonic lengser dari kursi pelatih kepala.

Baca juga: PSS SLEMAN: Hasil Pertemuan BCS dan Slemania dengan Komisaris Utama PT PSS

Baca juga: Rumor Irfan Bachdim Mundur dari PSS Sleman, Penggawa Super Elja Minta Dukungan dari Sleman Fans

Selain menuntut Dejan untuk angkat kaki, BCS dan Slemania juga lantang menyerukan tuntutan kepada Marco Gracia Paulo dan Arthur Irawan untuk hengkang dari PSS.

"Bapak Agus Projosasmito, selaku Komisaris Utama PT. PSS sekaligus pemegang saham mayoritas a.n PT. Palladium telah kami temui hari ini. Pada awal pertemuan beliau dengan tegas menyatakan bahwa, tidak ada niatan atau perintah terkait pemindahan home base PSS Sleman," cuit akun twitter @BCSXPSS_1976, Rabu (6/10).

Lebih lanjut dalam cuitannya dijelaskan, dalam pertemuan tersebut Agus Projosasmito juga menegaskan kemabli bahwa akan menyelesaikan semua tuntutan berdasarkan data dan fakta yang telah disampaikan perwakilan Sleman Fans dalam tempo sesingkat-singkatnya.  

Suporter PSS Sleman saat menunggu kehadiran Direktur Utama PT PSS, Marco Gracia Paulo, di Omah PSS, Selasa (5/10/2021).
Suporter PSS Sleman saat menunggu kehadiran Direktur Utama PT PSS, Marco Gracia Paulo, di Omah PSS, Selasa (5/10/2021). (Tribun Jogja/Taufiq Syarifudin)

"Serta akan mengumumkan sebelum lanjutan Liga 1 Series kedua, 15 Oktober 2021 di Jawa Tengah. Doakan," lanjut BCS dalam cuitannya di twitter.

"Tetap #MarcoOut #DejanOut #ArthurOut," cuit akun suporter yang menempati tribun selatan Stadion Maguwoharjo tersebut.

Marco Alami Serangan Jantung

Sebelumnya, pertemuan yang dijanjikan Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada (PSS), Marco Gracia Paulo, kepada Sleman Fans di Sleman, Selasa (5/10/2021) sebelum pukul 17.00 WIB batal terlaksana.

Pertemuan yang dijanjikan di Sleman tersebut merupakan tindak lanjut dari dialog suporter PSS dengan manajemen usai pertandingan PSS melawan Persik di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Minggu (3/10/2021) lalu.

Akan tetapi, dalam kesempatan tersebut Marco belum dapat memberikan keputusan apapun, dan sempat mengutarakan janji untuk kembali menemui Sleman Fans dua hari kemudian di Sleman, 3 Oktober 2021 sebelum pukul 17.00 WIB.

Akan tetapi, pertemuan tersebut batal terselenggara lantaran Marco masih dalam masa perawatan di rumah sakit, menyusul serangan jantung yang ia alami saat proses mediasi dengan suporter di Bandung.

Dirut PT PSS, Marco Gracia Paulo
Dirut PT PSS, Marco Gracia Paulo (Dokumentasi PSS Sleman)

Kepala Departemen Medis PSS Sleman, Elwizan Aminuddin menuturkan jika eks CEO Badak Lampung itu masih memerlukan perawatan intensif sambil dilakukan observasi lanjutan.

"Perlu observasi lanjutan karena kondisi beliau yang masih belum stabil, naik turun khusus mnya di bagian jantung. Itu membutuhkan penanganan intensif lebih lanjut," kata Amin, 5 Oktober 2021.

Selanjutnya, setelah melakukan pemeriksaan EKG (Elektrokardiogram) kemarin, dipastikan bahwa Marco mengalami serangan jantung. 

Menurut Amin, serangan jantung yang dialami saat menemui Sleman fans selepas pertandingan PSS melawan Persik di Stadion Si Jalak Harupat, Minggu (3/10/2021) malam itu, adalah kali ketiga Marco mengalami serangan jantung tersebut.

Selain itu, Marco juga melakukan pemeriksaan foto thorax, lab dan diberikan oksigen tambahan karena kesulitan bernafas.

"Hasil saturasi oksigen rendah. Hasil pemeriksaan lab dan gula dalam tubuh rendah yaitu 70mg/dl. Sangat rendah untuk ukuran orang normal, untuk lakukan aktivitas ringan pun ada risiko pingsan karena tak bertenaga," jelasnya.

Amin menuturkan, saat berlangsungnya pertemuan dengan Sleman fans kemarin, kondisi Marco Gracia Paulo memang tengah tidak dalam kondisi baik.

"Saat pertemuan beliau mencoba untuk bertahan dengan kondisinya tersebut. Hingga akhirnya drop dan pingsan, dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS terdekat," jelasnya.

Ultimatum Pindahkan Homebase PSS

Adapun aksi Sleman Fans yang ngluruk ke Bandung merupakan respon dari ultimatum yang sebelumnya disampaikan Marco, beberapa waktu lalu.

Marco Gracia Paulo sempat mengatakan dalam mediasi melalui sambungan telepon dengan perwakilan suporter bahwa PSS Sleman akan pindah homebase.

Pernyataan itu keluar setelah suporter menggeruduk kantor PSS Sleman, Yogyakarta, 30 September 2021.

Suporter meminta manajemen PSS Sleman segera memecat Dejan Antonic lantaran dinilai gagal.

Marco Gracia Paulo mengiyakan tuntutan tersebut akan tetapi balik memberi ultimatum dengan menyebut PSS Sleman akan pindah kandang.

Suporter PSS Sleman padati kantor PT PSS untuk tuntut Dejan Out dari kursi pelatih PSS Sleman.
Suporter PSS Sleman padati kantor PT PSS untuk tuntut Dejan Out dari kursi pelatih PSS Sleman. (TRIBUNJOGJA.COM/ Taufiq Syarifudin)

Meski telah mengaku khilaf dan menyampaikan permohonan maaf, perasaan hati suporter PSS Sleman terlanjur meradang.

Mereka pun beramai-ramai untuk datang ke Bandung jelang laga PSS Sleman melawan Persik Kediri pada pekan keenam Liga 1 2021 di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Jawa Barat, Minggu (3/10/2021).

Dalam official statement BCS disampaikan, sekira 1.000 Sleman Fans datang ke Bandung bertepatan dengan laga terakhir seri pertama Liga 1 2021, bertepatan dengan laga antara Persik Kediri kontra PSS Sleman di Stadion Si Jalak Harupat, Minggu (3/10).

Kedatangan Sleman Fans tersebut untuk mengantar pesan, langsung ke depan muka manajemen PSS dan menegaskan tuntutan yang belum terpenuhi.

Performa Jeblok

Tuntutan dari Sleman Fans cukup beralasan, terlebih menengok jebloknya performa PSS di tangan Dejan Antonic

Dari enam pertandingan di seri pertama Liga 1 2021/22, PSS Sleman hanya mengemas 1 kemenangan, 2 imbang, dan 3 kekalahan, dengan koleksi 5 poin. Klub berlogo candi ini pun harus berkutat di papan bawah klasemen, di posisi ke-14 dari total 18 kontestan.

Di samping jebloknya performa di seri pertama Liga 1, desakan memecat Dejan Antonic dari kursi pelatih juga tak lepas dari keputusan pelatih asal Serbia itu untuk terus memainkan Arthur Irawan sebagai starter.

Keputusan tersebut menjadi tanda tanya besar di kalangan suporter PSS Sleman, sebab eks Espanyol B tersebut dinilai suporter tak layak menempati satu posisi di skuad inti PSS. Kemarahan kian memuncak pada laga PSS kontra Persebaya, Rabu (29/9), ketika Dejan justru memilih menggeser kapten Bagus Nirwanto ke sisi kiri lini pertahanan, dan menempatkan Arthur di sisi kanan.

Pelatih PSS Sleman, Dejan Antonic.
Pelatih PSS Sleman, Dejan Antonic. (Dok PSS)

Benar saja, keputusan tersebut harus dibayar mahal oleh Dejan menyusul kekalahan 1-3 yang diterima timnya dari Bajul Ijo. Parahnya, dua gol yang bersarang ke gawang PSS Sleman pun dituding tak lepas dari kurang sigapnya Arthur mengawal pertahanan.

Terkait dengan hal itulah sejumlah suporter menduga ada intervensi di tubuh manajemen dengan terus mendesak agar memainkan Arthur. Dugaan ini dibantah Dirut PT PSS Marco Gracia Paulo.

"Tapi yang jelas saya tidak ada intervensi, tidak ada," kata Marco saat dihubungi wartawan, Sabtu (2/10/2021).

Mantan Bos Badak Lampung itu mengatakan keputusan memasang pemain menjadi keputusan dari tim teknis.

"Itu keputusannya di teknis, bukan saya yang bisa jawab. Kita kan ada departemen performance, ada pelatihnya," tegasnya.

( tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved