Headline

Saatnya Kuliah Tatap Muka, Kampus Diminta Menyusun SOP Prokes

Pemda DIY telah mengizinkan perguruan tinggi untuk menggelar kuliah tatap muka secara terbatas di bulan Oktober 2021 ini.

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Agus Wahyu
Tribun Jogja/ Yuwantoro Winduajie
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X dan Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemda DIY telah mengizinkan perguruan tinggi untuk menggelar kuliah tatap muka secara terbatas di bulan Oktober 2021 ini. Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, pun meminta seluruh perguruan tinggi di DIY untuk dapat menyusun standar operasional prosedur (SOP) terkait pelaksanaan kuliah luring tersebut.

"Saya hanya punya harapan dari kampus-kampus itu bisa mengonsolidasi diri. Kan ada organisasinya seperti L2DIKTI. Sama yang negeri kan juga ada yang seperti asosiasinya," terangnya di Kompleks Kepatihan, Kamis (7/10/2021).

Sultan melanjutkan, Pemda DIY tidak bisa menyusun SOP perkuliahan tatap muka sendirian. Sebab, yang mengetahui kondisi di lapangan adalah pihak perguruan tinggi itu sendiri. Maka, proses penyusunannya diserahkan kepada masing-masing perguruan tinggi. "Asal kalau memang punya kemauan tidak menumbuhkan masalah, memberikan konstribusi negatif untuk DIY," jelasnya.

Sultan juga meminta agar seluruh perkumpulan perguruan tinggi menyamakan persepsi terkait penerapan protokol kesehatan (prokes) di kampus. Harapannya tidak ada perbedaan terkait penerapan SOP antar-perguruan tinggi. Hal ini seperti yang dilakukan oleh sejumlah perkumpulan pelaku usaha di DIY. Misalnya adalah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY maupun Gabungan Industri Pariwisata Indonsia (GIPI) DIY.

“Itu semua kan ada asosiasinya," terang Sultan. "Di mana mereka semua gabung dalam asosiasi rembuk SOP bagaimana dia bisa mengawal prokes dan sebagainya," tambahnya.

Lebih jauh, Sultan meminta agar pihak perguruan tinggi dapat konsisten dan bersungguh-sungguh dalam menerapkan SOP tersebut. Sebab, jika sampai ditemui penularan Covid-19, Sri Sultan akan melakukan penutupan.

"Tapi begitu ada yang merah, ya, tak kon nutup, itu saja," ucap Raja Keraton Yogyakarta ini.

Siap
Sekretaris Daerah DIY, Kadarmanta Baskara Aji menyebut, bahwa seluruh perguruan tinggi di DIY telah memiliki kesiapan untuk menggelar kuliah tatap muka. Terlebih sebagian besar civitas academica, termasuk mahasiswa, telah menjalani vaksinasi Covid-19.

Aji mengatakan, cakupan vaksin pada kalangan tersebut telah mencapai 80 persen. "Sudah siap karena dari tenaga pendidik atau kependidikan kan sudah siap. Kan sudah kita hitung sudah 80 persen sudah (siap) lah," jelasnya.

Kendati demikian, Pemda DIY masih melakukan pendataan terhadap mahasiswa asal luar daerah yang belum berkesempatan menjalani vaksinasi di daerah asalnya. Pemda DIY dikatakan bakal menyediakan layanan vaksin bagi mahasiswa-mahasiswa tersebut.

"Jadi tinggal nunggu yang mahasiswa dari luar daerah. Mereka yang dari luar daerah yang sudah divaksin, ya, syukur, yang belum daftarkan saja di kampus," terangnya.

Hingga awal Oktober 2021 ini, Aji belum menerima laporan terkait adanya perguruan tinggi yang telah melaksanakan perkuliahan tatap muka. "Tapi prinsipnya kalau kita lihat evaluasi perguruan tinggi semuanya sudah siap untuk melaksanakan. Apalagi mereka kan mahasiswa, ya, mereka tingkat kesiapannya lebih bagus dibanding sekolah-sekolah seperti SD dan PAUD," bebernya.

Di sisi lain, Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Wilayah V yang mencangkup DIY dan sebagian wilayah Jawa Tengah menyatakan, sejumlah perguruan tinggi siap untuk menggelar pembelajaran tatap muka.
Sekretaris Aptisi Wilayah V, Wegig Pratama mengatakan, pelaksanaan kuliah tatap muka sebetulnya sudah lama disiapkan oleh pihak perguruan tinggi.

Namun karena ada lonjakan kasus terkonfirmasi di pertengahan tahun ini, perkuliahan luring terpaksa ditunda. Terlebih pemerintah juga menerapkan kebijakan PPKM Darurat kala itu. “Kalau dibolehkan lagi otomatis kita sudah siap dan sudah ada beberapa perguruan tinggi yang menggelar pembelajaran luring,” kata Wegig.

Di Sekolah Tinggi Maritim Yogyakarta (Stimaryo), tempat Wegig mengajar, menjadi salah satu perguruan tinggi yang telah memulai kuliah tatap muka. Namun hanya diutamakan untuk pembelajaran praktik terlebih dahulu. Sedangkan untuk prosesi wisuda telah dilaksanakan secara luring secara terbatas.

Pihaknya menggelar kuliah luring secara terbatas lantaran sebagian besar tenaga pendidik dan mahasiswa telah menjalani vaksinasi Covid-19. “Kami prinsipnya sudah siap karena anak-anak siswa sudah pada vaksin rata-rata 80 persen. Menurut kami, ya, prokes ketatnya sudah diketatkan. Kita sudah siap semuanya,” ujar Wegig yang juga menjabat sebagai Ketua Stimaryo.

Dia menambahkan, prinsip kuliah tatap muka digelar dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, dan sebagian mahasiswa harus sudah menjalani vaksinasi dengan cakupan minimal 80 persen untuk dosis pertama.
Wegig menyebut sejumlah perguruan tinggi juga ikut menyelenggarakan percepatan vaksinasi bagi mahasiswa, tenaga kependidikan, hingga keluarga.

"Stimaryo sendiri capaian vaksinasi mahasiswa sudah 90%. Tapi tatap muka tetap terbatas. Istilah saya tetap bertahap tapi prokes tetap dijalankan,” ujar Wegig.

Dia mencontohkan, di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) juga sudah memulai kuliah tatap muka dengan kapasitas 50 persen dari total kapasitas kelas. Sebagian besar civitas academica di UMY juga telah menjalani vaksinasi Covid-19. (tro)

Selengkapnya baca Tribun Jogja edisi Jumat 8 Oktober 2021 halaman 01

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved