Bayi 2 Bulan di Sleman Alami Kelainan Jantung, Butuh Uluran Tangan Para Dermawan untuk Biaya Operasi

Tak berselang lama, Salma lahir dengan menangis kencang. Sriyanto bersyukur tiada tara.

Namun kebahagiaan yang dinantikan itu perlahan berganti menjadi kekhawatiran, ketika muncul warna membiru di bagian telapak tangan dan kaki si bayi. Terutama saat menangis. 

"Diagnosa awal dokter saat itu katanya antara terinfeksi covid-19 atau kelainan jantung," tutur dia. 

Dokter lalu melakukan observasi dan bayi Salma divonis menderita kelainan jantung.

Kala itu, harus menjalani perawatan intensif selama 22 hari di RSA UGM. Lalu sempat dibawa pulang ke rumah.

Selang tiga hari kembali dirujuk ke RSUP Sardjito karena membutuhkan echo Jantung. 

Di RSUP Sardjito Salma langsung langsung dirawat.

Bertepatan dengan perayaan 17 Agustus, dilakukan tindakan pemasangan cincin di bagian pembuluh darah yang mengarah ke Jantung.

Hal ini terpaksa dilakukan sebagai pertolongan pertama, agar tetap bisa bertahan hidup. 

"Pemasangan cincin dibagian paha kanan dan kiri. Sekarang, seharusnya dilakukan tindakan ke-dua dan ketiga," katanya. 

Tindakan ke-dua dan ketiga untuk proses kesembuhan bukan perkara mudah. Sebab, dokter menyarankan agar tindakan ke-dua dan ketiga ini dibawa ke Rumah Sakit Harapan Kita di Jakarta.

Sriyanto tidak tahu tindakan kedua dan ketiga ini seperti apa. Namun, menurutnya ada masalah di organ Jantung anaknya.

Salah satu Katup tidak berkembang normal sehingga mengharuskan dibuatkan cara untuk mengalihkan pembuluh darah supaya bisa mencuci darah.

Setelah itu, dilakukan tindakan ketiga berupa operasi di bagian jantung, agar berfungsi normal kembali. 

"Operasi di jantung ini tindakan yang ketiga agar anak saya bisa hidup normal. Artinya tidak bergantung dengan obat-obatan," ujar dia. 

Baca juga: Hendak Dilaporkan Natalius Pigai karena Dinilai Rasis, Ini Tanggapan Sri Sultan Hamengku Buwono X