Hari Batik Nasional

Cerita Warga Klaten Bikin Brownies Unik Bermotif Batik, Laku Keras Dijual Online

Kiki Hapsari (37) warga Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten membuat kue brownies dengan motif batik yang menarik

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM | Almurfi Syofyan
Kiki Hapsari saat mempraktikan cara membuat brownies bermotif batik di Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jumat (1/10/2021). 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Kiki Hapsari (37) warga Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten punya ide kreatif dalam membuat kue brownies. Ia mendesain kue tersebut dengan motif batik yang indah.

Sebagai informasi, batik diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan budaya tak benda yang berasal dari Indonesia pada 2 Oktober 2009.

Kemudian, Pemerintah Indonesia menetapkan setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional.

Dewasa ini, batik telah dikreasikan dalam beragam bentuk, mulai dari baju kemeja, celana hingga topeng.

Namun Kiki Hapsari punya ide lain untuk mengekspresikan kecintaannya terhadap batik.

Ia mengkreasikan batik ke dalam bentuk kue.

Kiki Hapsari saat mempraktikan cara membuat brownies bermotif batik di Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jumat (1/10/2021).
Kiki Hapsari saat mempraktikan cara membuat brownies bermotif batik di Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jumat (1/10/2021). (TRIBUNJOGJA.COM | Almurfi Syofyan)

Kepada TRIBUNJOGJA.COM, Kiki menceritakan bahwa usaha membuat brownies itu telah ditekuni Kiki sejak tahun 2015.

Menurut Kiki, ide awalnya membuat brownies batik bermula dari keinginannya yang memang gemar membuat kreasi kuliner.

Pasalnya, ibunya Umi Branti juga memiliki usaha katering yang didirikan sejak 1984.

"Ibu saya punya katering. Jadi dari kecil itu saya sudah senang memasak. Kemudian tahun 2015 iseng bikin brownies batik dan akhirnya malah banyak yang suka," ujar Kiki saat TribunJogja.com temui di Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jumat (1/10/2021).

Menurut Kiki, saat awal mula membuat batik brownies tersebut, dirinya belajar secara otodidak.

Brownies motif batik karya Kiki Hapsari,warga Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jumat (1/10/2021).
Brownies motif batik karya Kiki Hapsari,warga Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jumat (1/10/2021). (TRIBUNJOGJA.COM | Almurfi Syofyan)

Sebab, brownies dengan motif batik merupakan sesuatu yang baru dan belum banyak yang mengkreasikan pada saat itu.

Brownies yang dibuat, lanjut Kiki sama dengan brownies pada umumnya karena berbahan dasar tepung, gula, telur, coklat dan bahan-bahan kue lainnya.

Hanya saja, yang membuat beda kata dia, adalah motif batik yang terukir pada permukaan brownies tersebut.

"Motif ukiran batik ini bukan terbuat dari cream ya, tapi dari adonan tepung karena kita bikin motif dahulu sebelum dikukus," paparnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved