Perang Korea: Adik Kim Jong-un Buka Peluang Akhiri Konflik Korea Utara vs Korea Selatan
Adik berpengaruh pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan mereka bersedia untuk melanjutkan pembicaraan dengan Korea Selatan
Penulis: Joko Widiyarso | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM - Kim Yo-jong menanggapi seruan baru dari Selatan untuk secara resmi menyatakan berakhirnya Perang Korea.
Adik berpengaruh pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan mereka bersedia untuk melanjutkan pembicaraan dengan Korea Selatan jika mengakhiri permusuhan.
Konflik yang memisahkan semenanjung Korena menjadi dua negara itu berakhir pada tahun 1953 dengan gencatan senjata dan bukan perjanjian damai.
Kedua negara secara teknis telah berperang sejak itu, dan terjebak dalam hubungan yang kerap menjadi tegang.
Minggu ini, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menyerukan kedua Korea dan sekutu mereka, untuk menyatakan secara resmi mengakhiri konflik dan membawa perdamaian ke semenanjung.

Sebagai informasi, Amerika Serikat (AS) mendukung Korea Selatan, sementara itu China merupakan mitra ekonomi terbesar Korea Utara.
Ide tersebut awalnya ditolak oleh seorang menteri tinggi Korea Utara yang menyebutnya sebagai hal yang prematur, seperti dikutip Tribun Jogja dari BBC News.
Namun dalam pernyataan tak terduga yang dirilis pada hari Jumat melalui media pemerintah, Kim mengatakan ide itu mengagumkan.
Namun dia menambahkan bahwa Korea Utara hanya akan bersedia untuk membahas proposal tersebut jika Selatan menghentikan apa yang dia sebut "kebijakan bermusuhan" terhadap mereka.
"Yang perlu dihilangkan adalah sikap berbelit-belit, prasangka tidak logis, kebiasaan buruk, dan sikap bermusuhan yang membenarkan tindakan mereka sendiri sambil menyalahkan pelaksanaan hak membela diri kita yang adil," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Hanya ketika prasyarat seperti itu terpenuhi, apakah mungkin untuk duduk berhadap-hadapan dan menyatakan penghentian perang yang signifikan."
Saling uji coba rudal balistik

Korea Selatan awal bulan ini menguji coba rudal balistik kapal selam pertamanya, hanya beberapa jam setelah Korea Utara menguji senjata mereka sendiri.
Korea Utara juga sering mengkritik latihan militer tahunan Korea Selatan dengan AS.
Hubungan antara kedua negara belum banyak membaik sejak pembicaraan denuklirisasi antara Kim dan presiden AS Donald Trump memburuk pada 2019.