Antisipasi Klaster Covid-19, Pemkot Yogyakarta Tegaskan PTM Digelar Dengan Persiapan Matang 

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menegaskan pembelajaran tatap muka (PTM) di wilayahnya digulirkan dengan prinsip kehati-hatian, serta pertimbangan

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Azka Ramadhan
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menegaskan pembelajaran tatap muka (PTM) di wilayahnya digulirkan dengan prinsip kehati-hatian, serta pertimbangan yang matang.

Sehingga, potensi terjadinya klaster penularan Covid-19 seperti di daerah lain pun bisa diantisipasi. 

Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menuturkan, pihaknya telah melaksanakan simulasi berulang kali, sebelum sebaran corona meningkat pada Juli lalu. Selain itu, sekolah yang hendak menggelar PTM, diwajibkan melewati proses verifikasi dahulu. 

Baca juga: Pencarian Warga Kalitengah Lor yang Hilang di Gunung Merapi, Tim SAR Temukan Jejak Kaki Terpeleset 

"Jadi, sekolah yang mulai buka itu, sudah menjalani proses verifikasi dua kali dari Dinas Dikpora. Ditekankan fasilitas prokes, mekanisme pelaksanaan pembelajaran, hingga keluar masuk siswa," ungkapmya, Kamis (23/9/2021). 

Ia mengatakan, sesuai hasil beberapa simulasi tersebut, memang terjadi potensi kerumunan saat pengantaran dan penjemputan siswa. Karena itu, dalam pelaksanaan PTM ini, pihaknya berupaya mengantisipasi, dengan menyiapkan skema antar jemput yang benar-benar mumpuni. 

"Karena yang agak rawan saat pulang dan penjemputan. Makanya, ketika penjemputnya belum datang, ya anak kita tahan di dalam dulu, jangan keluar," tandas Heroe. 

"Kedua, ada yang menggunakan sistem drive thru. Jadi, jemputnya pakai kendaraan, tanpa turun, baik motor atau mobil, di depan halaman sekolahnya," imbuhnya. 

Ia pun tak menampik, saat menggelar simulai beberapa bulan lalu, terdapat seorang murid yang terdeteksi positif Covid-19.

Namun, berkat prokes yang dijalankan dengan serius, pihaknya tidak menjumpai satupun siswa yang tertular, setelah dilakukan tracing menyeluruh. 

"Ya, jadi saat simulasi kemarin memang ada seorang anak yang positif di tengah-tengah. Tapi, karena prokesnya itu benar, virus tidak menyebar ke anak-anak yang lainnya. Setelah kita test, semua negatif," ungkapnya. 

Baca juga: Gabungkan 3 Kabupaten, Dispar Kulon Progo Inisiasi Pembuatan Karya Kesenian Tari Gelang Projo

Wakil Wali Kota Yogyakarta tersebut menjelaskan, PTM memang tidak sebatas soal vaksinasi, pemakaian masker, penyiapan tempat cuci tangan, atau pengaturan tempat duduk siswa.

Tetapi, skema siswa sejak masuk, hingga meninggalkan sekolah harus diatur secara rinci. 

"Jadi, sejak simulasi kemarin itu sudah kita tekankan, ya. Jalur keluar masuk siswa dibedakan, kantin tidak buka dan tidak ada aktivitas ektra kulikuler. Sehingga, anak-anak itu memang ketemu, tapi tetap belum bisa ekspresif seperti masa-masa normal kemarin itu," ungkap Heroe. 

Walau begitu, meski meyakini sekolah-sekolah sudah menjalankan protokol kesehatan dengan ketat, pihaknya tetap melakukan pengawasan secara berkala. Bahkan, ia merencanakan menggelar inspeksi mendadak. 

"Toh, sebenarnya mereka sudah menyiapkan sejak lama, aturannya dari Januari sudah ada. Beberapa kali juga saya  sidak. Nanti kita gelar lagi," tegasnya. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved