Sebagian Ruang Perawatan Pasien Covid-19 di DI Yogyakarta Mulai Dialihkan Untuk Pasien Umum

Tingkat keterisian tempat tidur di 27 RS rujukan Covid-19 di DI Yogyakarta terus menurun dibarengi dengan melandainya penambahan kasus terkonfirmasi

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
dok.istimewa
Ilustrasi Covid-19 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tingkat keterisian tempat tidur di 27 RS rujukan Covid-19 di DI Yogyakarta terus menurun dibarengi dengan melandainya penambahan kasus terkonfirmasi di wilayah ini.

Sejumlah RS pun telah mengalihkan ruang perawatan Covid-19 untuk melayani pasien umum.

"Beberapa RS mulai menggeser tempat tidur Covidnya untuk reguler. Kalau jumlahnya RS sekitar 60 persen (yang mengalihkan). Artinya mengurangi ya bukan menghilangkan. Tempat tidur untuk Covid tetap ada," tandas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Pembajun Setyaningastutie, Rabu (22/9/2021).

Baca juga: Dianggap Belum Penuhi Syarat, Wisata di Gunungkidul Belum Diajukan untuk Uji Coba

Kendati ada pengurangan kapasitas, RS telah menyepakati perjanjian dengan pemerintah setempat yakni untuk kembali mengadakan ruangan perawatan Covid-19 sewaktu-waktu.

Hal ini untuk mengantisipasi lonjakan kasus terkonfirmasi jika kembali terjadi.

"Begitu angka naik lagi kasusnya mereka siap kembali mendedikasikan untuk Covid. Jadi seperti itu. Mudah-mudahan tidak ada gelombang lagi ya," paparnya.

Saat ini tingkat keterisian tempat tidur di RS rujukan Covid-19 berada di angka 20 persen.

Per Selasa (21/9/2021) lalu, untuk bed non critical tercatat ada 1.615 tempat tidur yang didedikasikan untuk merawat pasien Covid-19.

Sedangkan sebanyak 307 tempat tidur tengah digunakan untuk merawat pasien Covid-19.

Sedangkan untuk ruang critical atau ICU, saat ini total ketersediannya ada 248 ruangan dan yang sedang digunakan ada 85 ruangan.

Menurut Pembajun, yang perlu diwaspadai saat ini adalah tingkat keterisian ruang ICU yang mencapai 35 persen.

"Walaupun itu masih di bawah angka nasional juga. Kita hanya 35 persen keterisiannya," terangnya.

"Tetapi memang tidak dalam masa pandemi pun BOR ICU itu pasti selalu hampir penuh di atas 20 persen," sambungnya.

Hingga saat ini Dinkes DIY masih berupaya untuk merekrut relawan maupun tenaga kesehatan.

Upaya ini merupakan langkah pemulihan agar fasilitas layanan kesehatan dapat terus memberikan pelayanan kepada masyarakat secara optimal.

"Bagaimanapun teman-teman yang memberikan layanan Covid perlu recovery juga," jelasnya.

Baca juga: Tes SKD Pemkab Kulon Progo: 5 Orang Positif Covid-19 dan 95 Tak Hadir Tanpa Keterangan 

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menambahkan, walaupun ada beberapa bed yang digeser untuk perawatan reguler, bed untuk Covid-19 pada prinsipnya bisa diadakan sewaktu-waktu.

Sehingga DIY akan selalu siap di tengah kondisi darurat.

"Tapi harapan kita sudah nggak perlu lagi ada tempat Covid lagi karema tidak ada lagi yang sakit," jelasnya.

Hal itu juga berlaku terhadap seluruh selter isolasi yang disiapkan Pemda DIY untuk mengkarantina pasien Covid-19.

Misalnya adalah bangunan eks Hotel Mutiara yang dulunya bakal dijadikan tempat isolasi terpusat.

Bangunan hotel lawas itu bisa diaktifkan sewaktu-waktu untuk menampung pasien jika ada lonjakan kasus terkonfirmasi.

"Kita siapkan saja. Kalau diperlukan kita pakai tapi sekarang sudah siap untuk isoter. Sampai nanti kalau sudah landai tidak ada kasus lagi baru kita manfaatkan untuk tujuan awal (sentra UMKM)," bebernya. (tro)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved