Persiapan Pembukaan Pariwisata, Pengelola Desa Wisata Kembang Arum Mulai Berbenah

Persiapan Pembukaan Pariwisata, Pengelola Desa Wisata Kembang Arum Mulai Berbenah

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
Tribunjogja/Ahmad Syarifudin
Hery Kustiyatmo, Ketua pengelola Desa Wisata Kembang Arum sedang memberikan makan ikan-ikan di area desa wisata. 

"7 tokoh seni yang meninggal itu penabuh gamelan. Jadi, pertunjukan Karawitan lengkap sekarang sudah tidak bisa. Diganti cokekan," ujarnya. 

Selama ini, Desa wisata Kembang Arum dikenal sebagai desa wisata edukasi, seni dan budaya. Tempat yang menyenangkan bagi anak-anak belajar melukis, teater, musik, olah vocal hingga pencak silat.

Desa wisata yang menempati lahan seluas 22 hektar itu, berbasis edukasi dan outbound. Tidak heran jika di pusat Desa Wisata, seluas 4 hektar, banyak menyediakan ruang terbuka. 

"Daya tampungnya sekitar 1.000 pengunjung," kata dia. 

Desa wisata ini dikelola oleh 40-50 warga setempat. Hampir semua pengelola sudah divaksin.

Sarana protokol kesehatan juga sudah disiapkan. Bahkan, tersedia pula ruang istirahat khusus bagi pengunjung yang kedapatan bersuhu melebihi 37 derajat celcius.

Namun demikian, Desa wisata Kembang Arum memang belum mengantongi sertifikat CHSE dari Kemenparekraf. 

Hery berharap, Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman nantinya bisa memberikan pendampingan kepada desa wisata agar bisa mengurus sertifikat CHSE dan QR Barcode aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat utama dibolehkan ujicoba pembukaan di masa PPKM level 3

"Kami minta nantinya ada pendampingan. Supaya kami bisa memenuhi syarat buka. Nantinya pengunjung dibatasi pun nggak papa," kata dia. 

Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Eka Pristiana Putra mengungkapkan, pihaknya memang akan melakukan pendampingan bagi destinasi wisata agar bisa mendapatkan sertifikat CHSE dan QR Code aplikasi PeduliLindungi.

Hal ini sebagai persiapan menuju ujicoba beroperasi di masa pandemi. 

"Yang tertarik untuk mendaftarkan, nanti akan kita dampingi. Terutama untuk pelaku wisata yang basisnya masyarakat. Dalam hal ini, utamanya desa wisata," kata Eka. (Tribunjogja/Ahmad Syarifudin)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved