Ikatan Konservasi Gigi Indonesia Gelar Kongres XII dan Temu Ilmiah Nasional 2021 di Yogyakarta
TINI V bertujuan untuk meningkatkan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan dan ketrampilan bagi semua anggota Ikorgi.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM - Ketua Pengurus Pusat Ikatan Konservasi Gigi Indonesia (Ikorgi), Wignyo Hadriyanto, kasus karies gigi dan penyakit jaringan pulpa di Indonesia masih tergolong tinggi.
Tingginya prevalensi karies dan pulpa di Indonesia salah satunya disebabkan hampir 99% masyarakat mengonsumsi karbohidrat.
Mereka tidak menyadari karbohidrat tersebut menjadi penyebab munculnya karies.
Dari sekian banyak kasus, sekitar 60-90% lebih kasus karies gigi terjadi pada anak-anak.
Kondisi ini pun dinilai perlu mendapatkan perhatian semua pihak.
"Sampai saat ini sekitar 60 persen anak di Indonesia menderita karies. Kalau gigi tidak dipertahankan dengan jalan konservasi, tentu karies akan berkembang menjadi pupla yang terkadang menimbulkan rasa sakit pada gigi," katanya saat gelar jumpa pers terkait kegiatan Kongres Nasional IKORGI XII dan Temu Ilmiah Nasional IKORGI (TINI) V di Yogyakarta, Senin (20/9/2021).
Apalagi saat kondisi pandemi Covid-19 saat ini, kata Wignyo, pasien takut untuk mendatangi dokter gigi.
Padahal secara nasional, kasus penyakit pulpa ini merupakan kasus rawat jalan terbesar di Indonesia.
"Dan sampai saat ini belum teratasi. Karena biasanya orang datang ke dokter gigi sudah dalam keadaan sakit. Yang tidak sabar memilih cara mencabut gigi. Padahal cara seperti itu bisa menyebabkan masalah dikemudian hari," ujarnya.
Upaya pemerintah, lanjut Wignyo, melalui departemen konservasi gigi di perguruan tinggi mendorong supaya dokter gigi berinovasi untuk mengatasi masalah tersebut.
Dokter gigi bidang konservasi juga didorong mengikuti Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran Gigi untuk mengejar ketertinggalan saat ini.
Penyelenggaraan event temu ilmiah ini, katanya, bertujuan untuk meningkatkan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan dan ketrampilan bagi semua anggota Ikorgi.
"Kegiatan ini juga sangat bermanfaat dalam ajang publikasi hasil penelitian maupun standar pelayanan kesehatan di bidang konservasi gigi, baik teknologi restorasi maupun endodontik,” ujar Wignyo.
Ketua Panitia TINI V, Hendargo Agung Pribadi, menjelaskan kegiatan TINI V sedianya digelar secara offline pada Desember 2020 namun dikarenakan pandemi Covid-19 baru dapat digelar pada September ini.
"Ini salah satu event terbesar Ikorgi yang dilaksanakan setiap tiga tahun sekali dengan berbagai rangkaian event seperti seminar, pengabdian masyarakat, hands on, kegiatan ketrampilan, kongres dan kolegium konservasi gigi," katanya.
Dia mengatakan, pandemi global Covid-19 yang melanda di Indonesia sangat berdampak pada semua bidang, termasuk di dunia Kedokteran Gigi.
Berbagai hambatan akibat pandemi global Covid-19 dapat dilihat mulai dari kegiatan pendidikan, penelitian, hingga pelayanan kepada masyarakat.
"Namun pandemi ini tidak menyulutkan semangat kami untuk tetap mengembangkan diri dalam keilmuan konservasi gigi terkini," katanya.
TINI ke-V, lanjut Hendargo, menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negri.
Para pembicara merupakan pakar di bidang konservasi gigi, lintas bidang keilmuan, dan klinisi.
Terdapat lebih dari 100 narasumber short lecture yang akan mempresentasikan tentang keilmuan lainnya.
"Mereka memberikan edukasi kepada lebih dari ratusan masyarakat umum melalui pengabdian masyarakat secara virtual, serta lebih dari 20 kelas kegiatan ketrampilan," paparnya.
Panitia event TINI V, Prisca Bernadeti, mengatakan pada TINI V tahun ini diikuti oleh 1.142 peserta dengan 20 seri webinar.
Kegiatan ini juga diisi dengan pameran produk alat kesehatan gigi melalui website ikorgitini.com atau digelar secara virtual.
Panitia memberikan teknologi Analytic Intelligence di mana para vendor dental supplier bisa memiliki data pengunjung booth beserta produk-produk vendor dental supplier yang diminati oleh peserta.
"Ini pengalaman pertama kami menggelar exhibition secara online, biasanya digelar offline. Namun berkat kerjasama semua pihak, pameran ini dapat terlaksana dengan baik dengan diikuti
Selain Analytic Intelligence, TINI V kali ini juga memberikan sistem Flash Sale untuk membantu meningkatkan penjualan produk-produk kedokteran gigi yang ditawarkan oleh vendor dental supplier.
"Dengan cara seperti ini para vendor dental supplier mempunyai bank data untuk meningkatkan penjualan mereka secara online," ujar Prisca. (*)