Jawa
Tindak Lanjuti Air Irigasi di Wonosari Klaten Berubah Merah, Polisi Ambil 2 Sampel
Sejumlah sampel diambil guna memastikan kandungan zat yang berada di dalam air yang berubah warna tersebut.
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Jajaran Polres Klaten kembali mendatangi saluran irigasi yang berubah warna merah di Desa Bulan dan Desa Ngreden Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Jumat (17/9/2021).
Selain melakukan pengecekan, pihak kepolisian juga mengambil sejumlah sampel untuk diperiksa di laboratorium forensik (labfor) guna memastikan kandungan zat yang berada di dalam air yang berubah warna tersebut.
"Terkait pencemaran air saluran irigasi Polres Klaten, sudah turunkan tim untuk mengambil sampel," ujar Kasi Humas Polres Klaten, Iptu Abdillah saat Tribunjogja.com temui di Mapolres Klaten, Jumat (17/9/2021).
Menurut Abdillah, sejumlah sampel barang bukti yang diambil oleh pihaknya pada penyelidikan tersebut yakni, bekas kapas yang tercecer di lokasi serta tanah yang masih basah.
Baca juga: GEGER, Warga Wonosari Klaten Dikagetkan dengan Air Saluran Irigasi yang Berubah Merah
"Nanti diselidiki di labfor terkait kandungan di dalamnya. Polres juga telah klarifikasi saksi-saksi dari warga setempat. Sampel sudah diambil dan akan koordinasi dengan DLHK untuk hasilnya nanti kita sampaikan lagi," jelasnya.
Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Klaten, Dwi Maryono mengatakan pihaknya datang ke lokasi pada Jumat (17/9/2021) pagi.
"Ya kami sudah ke lapangan. Tapi air yang berubah warna itu sudah tidak ada karena kemarin itu kan kejadiannya cuma sebentar sekitar 2 jam saja," katanya.
Menurut Dwi, pihaknya sudah memintai keterangan dari sejumlah warga dan aparat desa setempat perihal kejadian itu.
"Kami juga lihat video yang beredar itu. Karena barang bukti sudah gak ada maka kami minta keterangan beberapa warga dan kades," ucapnya.
Dari hasil pengecekan, lanjut Dwi, berubahnya air dari saluran irigasi itu terjadi diduga karena ada orang yang mencuci mobil dan membawa limbah ke daerah hulu.
"Jadi kemarin itu ada orang yang cuci mobil dan bawa barang kemasan dan tumpah ke sungai. Informasinya sebelumnya juga pernah ada," jelasnya.
Disinggung apakah air yang berubah warna itu mengandung racun atau zat kimia, Dwi belum berani untuk menyimpulkan.
"Kita gak sempat lihat barangnya, sehingga kami tidak bisa simpulkan kimia atau organik. Kalau organik efeknya ke tanaman gak apa-apa. Yang bahaya kalau itu kimia baru tercemar," jelasnya.
Untuk antisipasi kejadian serupa, lanjut Dwi, pihaknya sudah meminta warga dan Pemerintah Desa untuk melaporkan kejadian itu ke pihaknya jika terjadi lagi peristiwa itu.
Baca juga: Air Saluran Irigasi di Wonosari Klaten Berubah Merah, Polisi Datang Lokasi
"Saya minta warga dan pak kades jika ada kejadian seperti itu langsung diinfokan ke kami biar di cek langsung. Warga juga diminta jangan sembarangan buang limbah. Kami sebenarnya dalam setahun sering melakukan pengecekan air di 13 titik," tambahnya.