Memberdayakan Warga Disabilitas Psikososial Melalui Ternak Lele

Bertempat di Pedukuhan Besari, Kalurahan Siraman, Wonosari, Gunungkidul, mereka bergotong-royong memanen lele tersebut.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
dok.istimewa
Panen lele hasil ternak KUBE SIHAWA di Siraman, Wonosari, Gunungkidul pada Kamis (16/09/2021) lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Sejumlah warga dengan status Orang Dengan Disabilitas Psikososial (ODDP) tampak gembira pada Kamis (16/09/2021) lalu.

Hari itu, mereka memanen lele yang sudah diternakkan selama beberapa waktu terakhir.

Bertempat di Pedukuhan Besari, Kalurahan Siraman, Wonosari, Gunungkidul, mereka bergotong-royong memanen lele tersebut.

Tim dari Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (YAKKUM) pun turut hadir di sana.

Staf Pusat Rehabilitasi YAKKUM, Rindyastami, mengatakan warga ODDP ini tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama Siraman Sehat Jiwa (KUBE SIHAWA).

"Ini merupakan kelompok usaha swabantu sebagai bentuk pendampingan pada ODDP," jelas Rindya pada wartawan.

Menurutnya, program pendampingan ini sudah mendapat dukungan dari dalam hingga luar negeri.

Tujuannya sebagai terapi bagi ODDP untuk membantu pemulihan serta agar lebih berdaya di tengah masyarakat.

Rindya mengatakan ternak lele jadi salah satu bentuk pemberdayaan.

Adapun program lainnya berupa ternak kambing hingga budidaya tanaman herbal, di mana bantuan modalnya sudah diberikan.

"Bentuknya bisa perseorangan atau kelompok, menyesuaikan aktivitas ODDP dan keluarganya," ujarnya.

Menurut Rindya, Siraman jadi salah satu desa dampingan YAKKUM dalam upaya pemulihan ODDP lewat berbagai program tersebut.

Terapi secara rutin pun sudah dilakukan setiap bulannya.

Adapun panen raya lele ini sekaligus menyambut Hari Kesehatan Jiwa Internasional 2021. Harapannya, warga ODDP hingga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) tetap mampu berbaur dengan masyarakat.

"Pendampingan usaha tak hanya sebagai terapi, tapi juga meningkatkan pendapatan mereka," kata Rindya.

Kamituwo Kalurahan Siraman, Ahmad Huda, mengatakan pihaknya tetap berupaya aktif melakukan pendampingan pada ODDP dam ODGJ. Meski saat ini situasi pandemi COVID-19 masih menerpa.

Salah satu bentuknya adalah Self Help Group (SHG), yang mana biayanya sudah dialokasikan lewat anggaran desa.

Ia mengatakan komunikasi intensif tetap dilakukan pada kelompok ODDP dan ODGJ.

"Kami terus berkomunikasi, memotivasi, sekaligus mendengarkan apa yang jadi kebutuhan mereka," kata Huda.

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial, Dinas Sosial Gunungkidul, Winarto, mengatakan pendampingan bagi disabilitas sudah diupayakan lewat berbagai program. Terutama dalam pengembangan keterampilan.

Meski demikian, ia berharap ada lebih banyak Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ikut terlibat.

Sebab selama ini penanganan disabilitas masih dianggap sebagai isu sektoral bagi Dinsos saja.

"Kolaborasi tetap dibutuhkan agar pemberdayaan disabilitas bisa berjalan lebih optimal," kata Winarto.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved