Viral di TikTok Kisah Inspiratif Dosen FEB UGM Tetap Mengajar Online Meski Pakai Selang Oksigen

Diakhir kesempatan bertemu langsung dengan Pak Edi tersebut, Beliau selalu menekankan “everybody special”

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Rina Eviana
dokumentasi pribadi
Edi Prasetyo Nugroho, Dosen FEB Universitas Gadjah Mada 

Tepat pada tangga 25 Desember 2010 beliau rutin untuk menjalankan cuci darah setiap dua kali dalam seminggu.

Vonis dari dokter tersebut merupakan kabar yang tidak ingin Edi dengar sebetulnya.

Beliau juga menjelaskan ketakutannya terhadap kemodialisis.

“Saat saya menjenguk teman atau saudara dirumah sakit, saya selalu mencari jalan lain yang tidak melewati ruang kemodialisis. Saya menganggap proses kemodialisis itu sangat mengerikan. Namun ternyata saya menjadi konsumen tetap nya saat ini” ujarnya.

Meskipun begitu, Edi tidak pernah mengeluh atas apa yang beliau jalani kini.

Ia juga menganggap bahwa kegiatan ini merupakan ritual baru yang harus dijalanani.

Ritual tersebut dijalaninya dengan sabar selama 11 tahun terakhir. Saat diwawancara, ia  bercerita bahwa setiap dua kali dalam seminggu.

Yakni hari senin dan kamis.

Dalam 11 tahun kemodialisisi nya total terdapat 1287 kali suntikan yang telah beliau rasakan selama ini.

Selain rutin dalam menjalani ritual yang dijalani selama 11 tahun tersebut,  Edi juga masih aktif dan semangat dalam menyampaikan mata kuliah yang beliau ampu saat ini.

Dari kondisi beliau, pihak UGM juga telah memberikan hak istimewa untuk yakni hanya ditugaskan untuk mengajar sebanyak 3 mata kuliah.

Sebelumnya Edi sangat aktif menjadi dosen dengan kewajiban tujuh mata kuliah yang harus disampaikannya.

Saat dikonfirmasi alasan mengapa masih terus semangat dalam mengajar,  Edi menyampaikan itu merupakan kesenangan dan mampu meningkatkan energi untuk nya serta merupakan hiburan tersendiri saat bisa bertemu dengan teman teman mahasiswa.

“Saat saya mengajar, ada harapan yang saya lihat dari teman teman mahasiswa. Datang dengan mata berbinar dan pandangan yang jauh kedepan, itu merupakan energi tersendiri yang saya dapatkan. Sakit itu sudah tidak saya rasakan lagi.” Ujarnya.

Dalam hal itu Edi juga menganggap pentingnya mahasiswa yang merupakan aset dan penerus bangsa ini, sehingga beliau terus semangat untuk mengejar.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved