PENEMU Vaksin Oxford: Suntikan Booster Tidak Perlu Diberikan ke Semua Orang, Ini Alasannya

Menurut penemu vaksin Oxford, Prof. Dame Sarah Gilbert, daripada memberikan vaksin corona dosis ketiga, lebih baik memberikannya ke negara yang butuh

Penulis: Joko Widiyarso | Editor: Joko Widiyarso
Hull.ac.uk
Penemu vaksin Oxford, Prof Sarah Gilbert 

Pentingnya dosis pertama

Kegiatan vaksinasi dari Kalbe dan Kompas Gramedia di Rumah Dinas Bupati Bantul
Kegiatan vaksinasi dari Kalbe dan Kompas Gramedia di Rumah Dinas Bupati Bantul (TRIBUNJOGJA.COM/ Santo Ari)

Namun, dia mengatakan bahwa Inggris perlu membantu lebih banyak negara di dunia dengan pasokan vaksin.

"Kita harus berbuat lebih baik dalam hal ini. Dosis pertama memiliki dampak paling besar."

Prof Sir Andrew Pollard, direktur Oxford Vaccine Group, setuju ada potensi masalah di seluruh dunia dengan tekanan besar pada sistem kesehatan di banyak negara.

Dia mengatakan kepada program Today BBC Radio 4 Inggris memiliki kewajiban moral untuk membantu negara lain.

"Ada risiko besar, secara moral dari perspektif kami, ada risiko untuk perdagangan, ada risiko untuk ekonomi, tetapi juga ini adalah teman dan kolega kita yang perlu dilindungi dan kita kehilangan mereka setiap hari."

Sir Andrew juga mengatakan Inggris masih memiliki tingkat perlindungan yang tinggi dari virus, meskipun ada penurunan tingkat respons kekebalan masyarakat setelah mendapatkan vaksin.

JCVI perlu melihat masalah siapa yang berakhir di rumah sakit setelah terinfeksi sebagai bagian dari pertimbangannya, tambahnya.

Lebih dari 48,3 juta orang di Inggris atau 88,8% dari populasi berusia di atas 16 tahun, telah mendapatkan dosis pertama vaksin Covid-19.

Sementara itu sebanyak 43,7 juta warga juga telah mendapatkan kedua dosis.

Inggris telah memesan lebih dari 540 juta dosis tujuh vaksin yang paling menjanjikan, termasuk empat yang sejauh ini disetujui untuk digunakan yakni Pfizer, Oxford-AstraZeneca, Moderna dan Janssen.

Namun, ada perbedaan besar dalam kecepatan penmberian vaksin di berbagai belahan dunia dan pemerintah telah berjanji untuk menyumbangkan 100 juta dosis ke negara-negara miskin sebelum pertengahan 2022.

Pfizer dan AstraZeneca sebagai vaksin booster

Petugas kesehatan Kabupaten Gunungkidul mulai menerima booster vaksin COVID-19 pada Selasa (10/08/2021) ini.
Petugas kesehatan Kabupaten Gunungkidul mulai menerima booster vaksin COVID-19 pada Selasa (10/08/2021) ini. (TRIBUNJOGJA/ Alexander Ermando)

Regulator obat-obatan Inggris sebelumnya telah menyetujui penggunaan Pfizer dan AstraZeneca sebagai vaksin penguat Covid, membuka jalan untuk peluncuran menjelang musim dingin.

Tetapi Komite Gabungan untuk Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI), badan penasihat vaksin Inggris, belum memutuskan apakah vaksin itu diperlukan, dan siapa yang memenuhi syarat.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved