PENEMU Vaksin Oxford: Suntikan Booster Tidak Perlu Diberikan ke Semua Orang, Ini Alasannya
Menurut penemu vaksin Oxford, Prof. Dame Sarah Gilbert, daripada memberikan vaksin corona dosis ketiga, lebih baik memberikannya ke negara yang butuh
Penulis: Joko Widiyarso | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM - Ilmuwan penemu vaksin Oxford, Prof. Sarah Gilbert mengatakan, suntikan booster atau vaksin penguat tidak perlu diberikan kepada semua orang.
Menurutnya, daripada memberikan vaksin corona dosis ketiga, lebih baik memberikannya kepada negara-negara yang membutuhkannya.
Prof. Sarah Gilbert mengatakan kepada Daily Telegraph, beberapa kelompok mungkin akan rentan sehingga membutuhkan suntikan vaksin penguat atau dosis ketiga.
Namun ternyata, menurut penelitian, kekebalan kelompok dapat bertahan dengan baik untuk sebagian besar kasus di dunia.
"Kita perlu menyalurkan vaksin ke negara-negara di mana hanya sedikit penduduk yang telah divaksinasi sejauh ini," katanya dikutip Tribun Jogja dari BBC News.

Sementara itu, Badan Penasihat Vaksin Inggris dikabarkan akan segera memberikan saran terakhirnya tentang suntikan booster untuk vaksin Covid-19.
Komite Bersama untuk Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI) sebelumnya telah mengatakan dosis ketiga harus ditawarkan kepada orang-orang dengan sistem kekebalan yang sangat lemah.
Di Inggris, jumlahnya mencapai mencapai hingga setengah juta orang.
Tetapi belum diputuskan apakah booster dibutuhkan secara lebih luas, dan siapa yang harus memenuhi syarat untuk mendapatkannya.
Menteri Kesehatan Sajid Javid mengatakan pada hari Kamis bahwa dia sedang menunggu rekomendasi terakhir dari JCVI tetapi yakin program booster akan dimulai akhir bulan ini.
Saran sementara yang dikeluarkan oleh JCVI pada bulan Juli menyebut, lebih dari 30 juta orang harus menerima dosis ketiga, termasuk semua orang dewasa di atas 50 tahun.
Regulator obat Inggris (MHRA) telah menyetujui penggunaan Pfizer dan AstraZeneca sebagai vaksin penguat Covid, membuka jalan untuk peluncuran menjelang musim dingin.
Ahli vaksin Sarah Gilbert, yang mulai menemukan vaksin Oxford-AstraZeneca pada awal 2020 ketika Covid pertama kali muncul di China, mengatakan keputusan tentang booster perlu dilakukan secara hati-hati.
"Kami akan melihat setiap situasi; orang yang mengalami gangguan kekebalan dan orang tua akan menerima booster,” katanya kepada Telegraph.
"Tapi saya tidak berpikir kita perlu memberikan booster kepada semua orang. Kekebalan bertahan dengan baik di sebagian besar orang."