Dimulai Minggu Depan, Simulasi Pembelajaran Tatap Muka di Kota Yogyakarta Bergulir Bertahap
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta benar-benar mantap akan melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka mulai 13 September 2021 mendatang.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
Dimulai Minggu Depan, Simulasi Pembelajaran Tatap Muka di Kota Yogya Bergulir Secara Bertahap
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta benar-benar mantap akan melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka mulai 13 September 2021 mendatang.
Dari segi teknis, pelaksanaannya bakal dilakukan secara bertahap.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, dalam simulasi ini, khusus di tingkat SD, hanya siswa-siswi kelas VI saja yang ambil bagian.
Sementara murid kelas I-V, tetap menjalani kegiatan belajar mengajar online.
Baca juga: Tetap Berjualan Meski Sepi, Pedagang Cendera Mata di Borobudur Berharap dari Wisatawan yang Kecele
"Jadi, kita bertahap dulu sembari melakukan evaluasi atas perkembangan situasi. Sehingga simulasi minggu depan itu untuk VI SD dan SMP," terangnya, Kamis (9/9/2021).
Ia pun optimis, simulasi dapat digulirkan karena kesiapan sekolah dalam hal sarana dan prasarana, telah memadahi.
Terlebih, imbuhnya, mayoritas orang tua, atau wali murid, menghendaki anaknya menjalani sekolah luring.
"Juli kemarin, waktu Covid-19 sedang tinggi-tingginya itu, Disdikpora melakukan survey. Hasilnya, 62 persen ingin sekolah digelar secara tatap muka," cetus Heroe.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori menandaskan bahwa pihaknya sudah melakukan sosialisasi pada seluruh sekolah, agar segera mempersiapkan diri untuk simulasi.
"Sebenarnya kalau dari sisi verifikasi keterpenuhan, soal pembelajaran degan protokol kesehatan, sudah memenuhi syarat semua, ya, untuk SD dan SMP," jelasnya.
"Maka, sekarang kita minta sekolah menyiapkan ruang. Kemudian, menjalin komunikasi dengan orang tua, untuk mendapat persetujuan tatap muka," lanjut Budi.
Baca juga: Terhimpit Kebutuhan Ekonomi, Seorang Pria di Kota Yogyakarta Nekat Mencuri Uang di Kotak Amal Masjid
Walau begitu, ia menegaskan, sekolah yang dirasa belum siap, tidak akan dipaksa melakukan simulasi.
Menurutnya, Pemkot bisa memahami, setelah tertunda beberapa kali, sekolah harus membangun lagi kesiapannya.
"Mulainya kan Senin, tapi tidak langsung semua. Yang siap saja yang kita laksanakan. Baik negeri maupun swasta sama, semuanya secara bertahap. Kalau memang belum siap, ya tidak kita paksakan, tidak masalah," paparnya.
Di samping itu, Budi juga memastikan, dalam uji coba ini, Disdikpora sudah menetapkan aturan kapasitas maksimal untuk satu ruangan kelas adalah 30 persennya.
"Tahap awal 30 persen dulu, kemudian baru kita pikirkan untuk 50 persen nanti. Tetap ada protokol baru yang harus kita terapkan. Kita terus koordinasi dengan provinsi, yang akan menggelar uji coba juga," pungkasnya. (aka)