Temuan Terowongan Kuno di Sabranglor Klaten Diduga Saluran Penampungan Air Zaman Belanda
Penemuan struktur terowongan yang tertimbun di tengah jalan Dukuh Samber, Desa Sabranglor, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten diduga merupakan saluran
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Penemuan struktur terowongan yang tertimbun di tengah jalan Dukuh Samber, Desa Sabranglor, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten diduga merupakan saluran penampungan air di zaman Belanda.
Saluran air itu, diduga dibuat oleh Belanda untuk mengairi perkebunan Kopi dan Nila (pewarna-red) yang banyak ditemukan di daerah tersebut.
"Penemuan struktur terowongan itu dugaan sementara untuk pengairan ke perkebunan Belanda yang tidak jauh dari titik lokasi penemuan struktur tersebut," ujar Pegiat Cagar Budaya Klaten, Harry Wahyudi, saat berbincang dengan Tribun Jogja, Kamis (2/9/2021).
Baca juga: Indikator Penanganan Covid-19 di DIY, PPKM Diprediksi Bakal Turun Level Pekan Depan
Menurutnya, terowongan itu digunakan oleh Belanda sebagai tempat menampung air dan kemudian dialirkan dengan menggunakan pompa air ke perkebunan.
"Biasanya Belanda mengambil dari sumber mata air (sendang) apabila tidak ada sendang Belanda membuat sumur bor," jelasnya.
Harry pun memperkirakan jika, di sekitar lokasi penemuan terowongan kuno itu terdapat sumber mata air di bawah tanah.
"Jadi, di lokasi temuan itu diperkirakan ada sumber mata air bawah tanah yang dekat dengan permukaan tanah sehingga mudah dibor dan tidak terlalu dalam," ulasnya.
Sebelumnya, sebuah struktur bangunan terowongan diduga peninggalan zaman Belanda ditemukan oleh warga di Dusun Samber, Desa Sabranglor, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Penemuan struktur terowongan zaman Belanda itu berawal dari penggalian embung desa yang akan dibuat menjadi kolam pemancingan dan pusat kuliner.
Pantauan Tribun Jogja di lokasi, Rabu (1/9/2021) sekitar pukul 15.00 WIB, struktur terowongan kuno itu berada di kedalaman 2 meter di bawah jalan desa setempat.
Struktur terowongan itu memiliki lebar sekitar 2 meter dan tingga sekitar 2 meter. Pada tengah terowongan terdapat gundukan tanah yang sudah mengering.
Adapun batu bata merah yang digunakan sebagai material terowongan berukuran cukup besar yakni, panjang 20 sentimeter dan lebar 10 sentimeter.
"Awalnya warga tidak tahu kalau itu terowongan, saat penggalian, alat berat mengikis struktur bebatuan yang ternyata terowongan," ujar (Pj) Kepala Desa Sabranglor, Budi Andriyanto saat Tribunjogja.com temui di lokasi.
Menurut Budi, penggalian embung tersebut di mulai pada Rabu (25/8/2021) lalu dan menggunakan satu unit Backhoe.
Struktur terowongan yang diduga peninggalan zaman belanda itu ditemukan pada Jumat (27/8/2021) oleh warga saat sedang melakukan penggalian.
Kemudian, mulai Sabtu (28/8/2021) penggalian embung dihentikan karena ingin menelusuri informasi mengenai penemuan struktur terowongan itu.
Baca juga: Angka Bunuh Diri Tembus 35 Kasus, Polres Gunungkidul Perkuat Sosialisasi
Selama ini, lanjut Budi, pihaknya tidak pernah menduga jika ada sebuah terowongan kuno yang membentang di tengah-tengah perkampungan di Dukuh Samber tersebut.
"Selama ini kami tidak tahu. Kalau cerita dari orang tua dahulu disini sebagai sentra tanaman tembakau zaman Belanda, itu saja," ucapnya.
Ia mengatakan, penemuan terowongan kuno itu sudah dilaporkan ke instansi terkait untuk ditelusuri lebih lanjut.
Seandainya temuan struktur itu merupakan benda cagar budaya, pihaknya juga siap untuk mengikuti aturan yang berlaku jika diperlukan penelitian lebih lanjut.
"Secara lisan sudah kita sampaikan, kalau mau penelitian atau gimana ya, saya ikut aja," ucapnya. (Mur)