Persiapan Pembelajaran Tatap Muka, Apa Saja yang Harus Dilakukan Orang Tua?
Berikut ini pedoman dalam mempersiapkan proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang aman bagi siswa dari lingkungan sekolah
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) digulirkan di sejumlah daerah. Namun beberapa di antaranya harus ditunda lantaran angka penularan covid-19 yang masih tinggi. Satu di antaranya rencana PTM di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Sekretaris Daerah DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan bahwa target vaksinasi covid-19 ini ditargetkan selesai pada awal November 2021 atau pada akhir bulan Oktober 2021. Sebelum vaksinasi ini menyasar 100 pelajar di DIY, maka proses Pembelajaran Tatap Muka belum bisa dilaksanakan.
"Kita jalankan terus sampai selesai. Untuk kapan tatap muka nanti kita akan berembuk dulu bersama teman-teman di sekolah dan menunggu Instruksi Kemendagri," katanya kepada TRIBUNJOGJA.COM, Minggu (22/8/2021)
Hal ini sejalan dengan perintah dari Presiden Joko Widodo yang menyebut bahwa kegiatan belajar mengajar secara tatap muka bisa dilaksanakan setelah seluruh pelajar sudah divaksin.
Presiden Jokowi menyebut pemerintah mengizinkan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka digelar di seluruh sekolah jika semua pelajar sudah divaksin Covid-19.
Hal itu disampaikan oleh Presiden Jokowi saat meninjau kegiatan vaksinasi pelajar dan vaksinasi dor to dor di Kabupaten Madiun, Jawa Timur pada Kamis (19/8/2021).
Lantas jika PTM benar-benar digulirkan, apa saja yang harus dipersiapkan para orangtua agar anak-anaknya bisa sekolah dengan aman dan nyaman?
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan American Academy of Pediatrics (AAP) dan didukung oleh para ahli Johns Hopkins Children's Center (JHCC) memberikan sejumlah rekomendasi mereka dalam publikasi press release terbarunya. Rekomendasi ini memuat tentang pedoman pencegahan penularan covid di sekolah.
“Untuk setiap remaja berusia 12 tahun ke atas, harus sudah divaksin penuh sebanyak dua kali,” kata spesialis penyakit menular JHCC Aaron Milstone, M.D. M.H.S, profesor pediatri di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins.
Menurut dia, meskipun anak-anak tidak sering terkena kasus COVID-19 yang serius, namun mereka dapat menularkannya kepada orang lain, yang dapat menyebabkan konsekuensi serius.
Adapun CDC menyerukan anak-anak yang tidak divaksinasi untuk memakai masker wajah yang pas di sekolah, sementara AAP merekomendasikan masker universal untuk siswa di kelas.
“Mengenakan masker tidak hanya akan membantu mencegah penyebaran COVID-19 tetapi juga akan membantu mengurangi penyebaran virus lain dengan rute penularan yang serupa,” kata Milstone.
Semua anak, terlepas dari status vaksinasinya, juga harus sering mencuci tangan dan menjaga etika pernapasan yang benar, seperti bersin atau batuk ke tisu atau ke lekukan siku mereka.
Para orangtua juga harus membekali anak-anak mereka dengan pembersih tangan. Ini akan membantu mereka jika tidak sering mencuci tangan.
Pakar JHCC menekankan bahwa untuk menjaga situasi di sekolah, maka anak-anak yang sakit harus tetap berada di rumah.