Perpanjangan PPKM Level 4, Ketua Pemalni: PKL Malioboro Hanya Minta Tetap Berjualan

Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 kembali diperpanjang oleh pemerintah.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Miftahul Huda
Suasana kawasan Malioboro masih sepi wisatawan meski sudah ada kelonggaran aktivitas, Rabu (4/8/2021) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 kembali diperpanjang oleh pemerintah.

Kendati demikian, pro kontra atas perpanjangan kebijakan tersebut bagi pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Malioboro tidak begitu besar seperti pada awal pertama kali kebijakan itu digulirkan.

Ketua Persatuan Pedagang Kaki Lima Malioboro-Ahmad Yani (Pemalni) Slamet Santoso mengatakan pihaknya sudah tidak lagi keberatan dengan perpanjangan PPKM Level 4 yang dalam keputusannya akan berlaku hingga tanggal 30 Agustus 202, asalkan kawasan Malioboro dilonggarkan.

Baca juga: Pembunuh Perempuan yang Ditemukan Terkubur di Ngemplak Sleman Terungkap, Ini Motif Pelaku

"Kami kalau diperpanjang yang penting dilonggarkan, tidak seketat dulu. Ya yang penting bisa berjualan. Sama akses wisatawan juga dibuka sepenuhnya," katanya, saat dikonfirmasi Tribun Jogja, Selasa (24/8/2021).

Slamet juga meminta supaya pemadaman listrik di Malioboro saat malam hari sebaiknya dihilangkan.

Alasannya seringkali para wisatawan yang berkunjung ke Malioboro kebanyakan saat sore hingga malam hari.

"Wisatawan itu paling banyak sore sampai malam hari, kalau lampunya dipadamkan ya bagaimana," jelasnya.

Dia mengklaim saat ini sudah ada kunjungan wisatawan setiap harinya meski belum seramai beberapa bulan yang lalu.

"Sudah mulai ada wisatawan, ya kalau weekend kemarin ada itu sekitar 500 orang. Mungkin wilayah lain masih pembatasan, ya tapi lumayan lah, " terang dia.

Hingga hari ini dirinya memastikan 70 persen para PKL di Jalan Malioboro sudah kembali beraktivitas.

Pendapatan para PKL di sana pun menurut Slamet mulai ada peningkatan meskipun hanya 30 persen.

"Sudah ada pergerakan ekonomi tapi masih minim, ya sekitar 30 persen lah omzet mulai bergerak. Tidak seperti 3 Juli lalu, kami tidak ada aktivitas jadi nol," jelasnya.

Baca juga: BOR di Wilayah Bantul Alami Penurunan Hingga di Bawah 60 Persen

Terpisah, Ketua Paguyuban Pengusaha Malioboro-Ahmad Yani (PPMAY) Karyanto mengatakan, untuk saat ini masyarakat masih takut berkenjung ke Malioboro.

Untuk mengutarakan keluh kesah para pengusaha yang tergabung di PPMAY tersebut, pihaknya akan mendatangi kantor DPRD DIY untuk menghadap ke pimpinan dewan meminta solusi yang pas untuk kondisi saat ini.

"Jadi orang itu sekarang takut ke Maliobori. Karena mereka harus vaksin dan kalau belum nanti disuntik, ya kami akan menghadap ke dewan untuk mencari solusi," pungkasnya. (hda)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved