Libatkan Korporasi, Pemkot Yogyakarta Pastikan Anak Yatim Piatu Akibat Covid-19 Dapat Beasiswa 

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melakukan respon sigap untuk mengantisipasi maraknya kasus anak yang kehilangan orang tua akibat paparan Covid-19

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Kota Yogya 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melakukan respon sigap untuk mengantisipasi maraknya kasus anak yang kehilangan orang tua akibat paparan Covid-19.

Salah satunya, dengan menggandeng sejumlah korporasi. 

Secara keseluruhan, ada 248 anak yang ditinggal orang tuanya selama pandemi corona melanda Kota Yogyakarta satu setengah tahun ini.

Bahkan, 22 di antaranya jadi yatim piatu, lantaran ayah dan ibu meninggal dunia sekaligus. 

Baca juga: PPKM Dijadwalkan Berakhir Hari Ini, Sekda DIY: Tingkat Keterisian RS dan Angka Kematian Turun

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, Pemkot telah menyiapkan skema pendampingan bagi anak yatim, piatu, maupun yatim piatu akibat Covid-19, dengan melibatkan korporasi, hingga lembaga-lembaga sosial. 

"Karena mereka sangat membutuhkan pendampingan, ya. Sudah ada sejumlah korporasi yang menyediakan diri untuk membantu. Beberapa bantuan juga sudah kami salurkan, langsung ke keluarga," terang Wawali, Senin (23/8/2021). 

Ia menyampaikan, sejak kasus Covid-19 meningkat pesat sekitaran Juli 2021, pihaknya langsung menyiapkan skema agar jangan sampai ada anak terlantar di Kota Yogyakarta, setelah kehilangan orang tua akibat terpapar Covid-19

"Sudah tiga mingguan ini, kita identifikasi terhadap kasus yang muncul. Sejak kasus meningkat Juli kemarin, kita kan mulai sering dengar suami istri meninggal," terangnya. 

"Baik istrinya dulu, atau suaminya dulu yang meninggal. Sejak saat itu juga, kemudian kita coba lakukan intervensi terhadap anak yang kehilangan orang tua," lanjut Heroe. 

Oleh sebab itu, Pemkot Yogyakarta hingga kini berupaya memperkuat database-nya terkait anak-anak yang terkena dampak pandemi. Pasalnya, banyak di antara mereka yang sekarang beralih statusnya, dan masuk kategori rentan. 

Baca juga: Manfaatkan Panel Surya, Mahasiswa UNY Ciptakan Alat Pengusir Burung di Sawah

"Misalnya, sebelumnya dia tidak masuk kategori miskin. Tetapi, begitu ditinggal orang tua meninggal, atau tulang punggungnya sudah tidak ada lagi, bisa jadi dia kemudian masuk kategori miskin. Ini sedang dipetakan," cetusnya. 

Wawali pun mendorong semua pihak yang terlibat dalam proses pendampingan bersama Pemkot ini bisa mengambil peran secara berkelanjutan. Dalam artian, tidak sekadar sekali memberi bantuan dan setelahnya lepas tangan. 

"Ini yang sedang kita rumuskan, karena melibatkan banyak pihak. Tapi, saya sudah pesan, harus berkesinambungan, jangan sampai sifatnya hanya sementara," tandasnya. 

"Yang jelas, Pemkot akan mendampingi, supaya mereka tetap menjalani kehidupan dengan baik. Termasuk, kita siapkan beasiswa dan segala macam. Nah, di anggaran perubahan dibahas intervensi itu," tutup Heroe. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved