UGM Kembali Lanjutkan Program KKN-PPM Sapa Aruh Terjunkan Mahasiswa ke Masyarakat

Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat (DPKM) UGM melanjutkan kembali KKN-PPM Sapa Aruh yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat saat ini

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
Ist
Sesi diskusi Webinar Telekonseling Sapa Aruh 

Tanggapan pertama UGM berupa upaya peningkatan kesadaran masyarakat dengan memberikan pengetahuan yang benar mengenai Covid-19 beserta pencegahan penularannya dan penanganan pasien tertular.

Baliho besar berbahasa daerah dipasang, mobil penerangan DERU UGM mendatangi kampung-kampung, pasar-pasar dan tokoh-tokoh masyarakat guna penyuluhan.

Bersama mahasiswa KKN juga menyusun dan menyebarkan buku saku desa tangguh Covid-19, menyediakan hand sanitizer, masker, vitamin, memproduksi face shield.

Sembari memberdayakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, DPKM UGM pun bekerja sama membuat coverall suit, pakaian APD, serta menginspirasi budaya baru dalam jual beli, yakni dengan mengajarkan bisnis daring melalui media sosial.

Lalu pemberian bantuan penyelenggaraan shelter inisiatif masyarakat berupa APD, kasur (bed) dan bantuan peti jenazah.

Yang terkini berupa pengerahan relawan mahasiswa KKN-PPM UGM untuk membantu vaksinasi, administrasi di rumah sakit, dan telekonseling.

Sementara itu, Abdul Razaq mengakui bahwa para relawan Forum Gage Kota Yogyakarta hanya mampu sapa aruh terhadap masyarakat isoman, namun tidak memiliki kapasitas terkait kesehatan atau keadaan psikologinya.

Demikian pula, Enno dari Bagian Kesejahteraan Rakyat Pemkot Yogyakarta yang menginginkan kemudahan akses ke UGM secara lebih maksimal dalam memanfaatkan telekonseling ini.

“Bagaimanakah kita melakukan sinergi antara telekonseling KKN UGM dan Kagama dengan sapa aruh yang sudah berjalan di Yogyakarta melalui mitra kerja kami ketua LPMK dan ketua PKK? KKN ini akan nyambung di bagian mananya dengan sapa aruh yang sudah berjalan?,” tanya Enno.

Ajakan sinergi datang juga dari Edy Muhammad. Menurutnya, upaya membangun jejaring bisa dikembangkan lebih lanjut bersama Forum Gage, LPMK, Pusat Konseling Keluarga (Pustaga) yang berisikan psikolog di 18 puskesmas, dan duta perubahan perilaku di setiap kelurahan. Duta ini menyosiliasikan dan mendampingi masyarakat agar taat dengan prokes.

“Jika semuanya bergerak, maka akan semakin lengkap. Apalagi langkah ini seiring dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) kemanusiaan. Salah satunya dengan telekonseling ini. Perlu dipilih media apa yang sebaiknya dipakai,” sambut Edy.

Pada sesi diskusi, ketua LPMK Terban, Drs. Hadi Sutarmanto, M.S. mengusulkan perlunya sapa aruh tidak hanya terhadap masyarakat isoman, namun juga kepada para penyintas.

Mantan dosen Fakultas Psikologi UGM ini juga menyarankan seyogyanya penyintas Covid-19 diberikan edukasi dan sosialisasi agar dapat diterima oleh masyarakat. Mereka pun dapat terbuka hatinya sebagai donor plasma konvalesen.

Pada akhir sesi, moderator webinar yang juga selaku Kasubdit KKN DPKM UGM, Dr. Ir. Ambar Kusumandari, M.E.S. menggarisbawahi beberapa hasil webinar, antara lain bantuan bagi masyarakat yang sedang isoman merupakan hal penting, namun demikian yang tak kalah pentingnya adalah bantuan sapa aruh atau telekonseling. Dukungan psikososial juga sangat penting.

Hal ini berkait dengan rasa cemas, termasuk perasaan bahwa masa isoman merupakan bagian akhir dari kehidupan. Untuk itu, penyintas supaya mampu berdamai dengan dirinya sendiri, berpikir dan berkegiatan positif.

Secara umum masyarakat tetap tidak boleh kendor dalam menerapkan protokol kesehatan 5M mengingat belum diketahui kapan pandemi Covid-19 akan berakhir.

Program KKN-PPM dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta seyogyanya dapat bergandengan tangan, saling bersinergi untuk menyukseskan program sapa aruh Kota Yogyakarta. (rls)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved