Minta Harga Tes PCR di Sleman Turun, Bupati Kustini: Jika Tidak Sesuai Akan Kami Panggil
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo meminta harga layanan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) yang ada di sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) di Kabup
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo meminta harga layanan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) yang ada di sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) di Kabupaten Sleman turun.
Sebab, itu adalah permintaan langsung dari Presiden Joko Widodo.
Kustini meminta Dinas Kesehatan agar pro-aktif melakukan pengawasan.
Jika kedapatan masih belum menurunkan harga, maka bisa dilakukan pemanggilan.
Baca juga: UPDATE Covid-19 DI Yogyakarta 20 Agustus 2021: Tambah 820 Kasus Baru, 47 Pasien Meninggal
"Untuk (tarif) PCR turun itu, kami akan koordinasikan dengan laboratorium dan juga rumah sakit yang ada. Kami lihat tarifnya turun atau tidak. Jika tidak sesuai Kemenkes, kami akan panggil," kata Kustini, melalui keterangan tertulis, Jumat (20/8/2021).
Menurutnya, pemanggilan dilakukan untuk meminta penjelasan kepada faskes mengapa tarifnya masih tinggi.
Karena, sesuai kebijakan Kementerian Kesehatan, Pemkab Sleman juga berupaya untuk melakukan pengawasan. Ia meminta agar biaya tes PCR yang ada di Sleman bisa satu suara, sesuai permintaan dari Presiden.
Penurunan harga PCR, menurut Kustini selama ini memang ditunggu masyarakat. Sebab dengan mahalnya biaya tes yang digunakan untuk mendiagnosa Covid-19 itu, masyarakat cukup terbebani.
"Saya kira ini yang ditunggu oleh masyarakat karena PCR itu kan jadi syarat orang bepergian. Maka kalau terlalu mahal, masyarakat jadi sulit semuanya," kata dia.
Diketahui, Presiden Joko Widodo dalam keterangan melalui kanal YouTube Setpres memerintahkan agar harga tes polymerase chain reaction (PCR) diturunkan.
Presiden meminta agar biaya tes PCR dikisaran Rp 450 hingga 550 ribu. Menurut Kustini, penurunan harga ini menjadi kabar baik. Membuat masyarakat senang karena biaya tes lebih murah hingga sekitar 50 persen.
"Saya kira ini berita baik, agar masyarakat mendapatkan layanan yang mudah serta murah," terangnya.
Baca juga: Diparkir di Depan Warung Gudeg Yu Djum Kulon Progo, Motor Milik Warga Bantul Digasak Maling
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Sleman, Novita Krisnaeni mengaku sudah melaksanakan apa yang menjadi instruksi dari Presiden.
Artinya fasilitas kesehatan diminta agar manut dengan Pemerintah. Meskipun hingga kini pihaknya belum monitor kembali apakah harga sudah diturunkan atau belum.
"Kita sudah mengimbau agar menurunkan hara PCR tersebut," kata Novita.
Menurutnya, kuota pengujian sampel dari sejumlah laboratorium sekarang sudah kembali dinaikkan.
Sehingga, kata dia, tracing dari pemerintah sebetulnya sudah cukup untuk melakukan pemeriksaan. Ia mengimbau kepada masyarakat yang merasa pernah kontak erat (KE) dengan pasien positif covid dan bergejala agar melapor. Nantinya testing akan difasilitasi oleh pemerintah. (Rif)