Omzet Anjlok, Pedagang Bendera di Kota Yogyakarta Terimbas PPKM Level 4 Pandemi Covid-19

Penjual bendera dan pernak pernik hari kemerdekaan mulai terlihat menjajakan barang dagangannya di jalanan Kota Yogyakarta menjelang perayaan HUT RI

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Yuwantoro Winduajie
Pedagang bendera dan pernak pernik kemerdekaan di Jalan Jumanihan, Tegalrejo, Yogyakarta 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Penjual bendera dan pernak pernik hari kemerdekaan mulai terlihat menjajakan barang dagangannya di jalanan Kota Yogyakarta menjelang perayaan HUT RI ke-76 pada 17 Agustus mendatang.

Pedagang bendera mengeluhkan omzet yang terus anjlok selama dua tahun terakhir akibat pandemi Covid-19 maupun penerapan PPKM Level 4.

Salah satu penjual bendera di Jalan Juminahan, Tegalrejo, Yogyakarta, Susan Novitasari (39) menuturkan, pemasukannya menurun drastis jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi. 

Baca juga: PPKM Level 4 Diperpanjang Lagi, 17 Titik Jalan Menuju Klaten Kota Masih Ditutup saat Malam Hari

"Sebelum pandemi satu hari bisa dapat 1-2 juta perhari. Sekarang 500 ribu tuh sudah Alhamdulillah banget," terangnya kepada Tribun Jogja, Rabu (11/8/2021).

Menurutnya, ini disebabkan karena pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir. Selain itu, juga imbas dari kebijakan PPKM.

Acara-acara untuk menyambut hari kemerdekaan pun banyak yang ditiadakan karena aktivtias masyarakat memang dibatasi pemerintah.

Padahal sebelumnya, panitia acara perayaan kemerdekaan biasa memborong barang dagangannya untuk kebutuhan acara. 

Sedangkan saat ini pembelinya didominasi pembeli perorangan untuk keperluan memasang bendera di depan rumah saja.

"Mungkin karena tidak ada acara Agustusan dan juga PPKM juga jadi menurun. Yang beli cuma beli bendera untuk rumah," terangnya.

Susan yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat kue ini berharap agar pandemi Covid-19 dapat segera berakhir. Sehingga penghasilannya kembali normal.

"Sehari-hari sebenarnya saya jualan kue, tapi karena ada pandemi tidak terlalu laku kuenya," ucapnya.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Samsul (27), pedagang lainnya. Penghasilannya turun hingga mencapai 70 persen.

Baca juga: Ini Target Waktu WHO untuk Lakukan Vaksinasi 70 Persen Penduduk Dunia

"Sekarang sepi banget tidak kayak sebelum pandemi. Biasanya bisa dapat 1-1,5 juta sebelum pandemi. Setelah pandemi kayak gini dari pagi sampai sekarang belum ada yang laku," terangnya.

Samsul mengungkapkan, saat ini dirinya berjualan untuk menghabiskan barang dagangan yang dibeli pada tahun 2020 lalu. Karena dulu juga sepi pembeli, barang dagangannya pun menumpuk karena tak kunjung laku.

"Ini cuma ngabisin stok kemarin," bebernya.

Padahal, Samsul berharap bisa mendapatkan untung dari jualan bendera. Selama PPKM diterapkan, dia terpaksa berhenti dari pekerjaan sebagai tukang parkir setelah toko buku yang dia jaga tutup sementara. (tro)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved