Dinas Pariwisata Gunungkidul Kembangkan Digital Tourism Lewat Si Dewi Sintal
Dinas Pariwisata (Dispar) Gunungkidul melakukan inovasi agar sektor wisata tetap berkembang meski masih tutup di masa PPKM Level 4. Upaya itu
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dinas Pariwisata (Dispar) Gunungkidul melakukan inovasi agar sektor wisata tetap berkembang meski masih tutup di masa PPKM Level 4.
Upaya itu dilakukan lewat program bertajuk "Si Dewi Sintal".
Kepala Bidang Pemasaran dan Bina Usaha Ekonomi Kreatif, Dispar Gunungkidul, Yuni Hartini menjelaskan Si Dewi Sintal menjadi upaya meningkatkan promosi dan informasi desa wisata.
"Si Dewi Sintal ini akronim dari Sinergi Desa Wisata Promosi melalui Media Digital," jelas Yuni pada wartawan, Selasa (10/08/2021).
Baca juga: Pemkot Yogyakarta Operasikan Pos Pantau Prokes di Beberapa Pasar Tradisional
Menurutnya, kemampuan pengelola desa wisata di bidang digital akan dioptimalkan lewat program ini. Terutama dalam memanfaatkan media sosial hingga situs internet untuk keperluan promosi dan informasi.
Yuni mengatakan nantinya tiap desa wisata di Gunungkidul memiliki akun resmi media sosialnya sendiri. Pengelolaannya pun perlu dilakukan secara matang sehingga mampu melakukan promosi secara mandiri.
"Ini jadi sinergi promosi antar desa wisata hingga dengan Dispar Gunungkidul," katanya.
Kepala Seksi Promosi dan Informasi, Bidang Pemasaran dan Bina Usaha Dispar Gunungkidul, Purnomo Sumardamto mengatakan ada 12 desa wisata yang disasar untuk Si Dewi Sintal.
12 desa wisata itu antara lain Girisuko, Mulo, Pampang, Kampung, Putat, Ngalang, Bleberan, dan Umbulrejo. Seluruhnya sudah diperkuat dengan adanya Surat Keputusan (SK) dari Bupati Gunungkidul Sunaryanta.
"12 desa wisata ini baru tahap awal, kami lakukan pelatihan dan pendampingan program Si Dewi Sintal," jelas Damto.
Baca juga: Dinkes Gunungkidul Klaim Kombinasi Dua Vaksin COVID-19 Berbeda Tak Masalah Secara Medis
Pengelola desa wisata akan didampingi bagaimana cara membuat konten digital yang menarik. Termasuk cara mengelola akun media sosial agar menjadi perhatian warganet dan publik.
Damto mengatakan pelaksanaan pelatihan berlangsung sejak 6 hingga 13 Agustus mendatang. Prosesnya dilakukan di masing-masing desa wisata dengan protokol kesehatan (prokes) ketat.
"Nanti akan ada implementasi dan monitoring hasil pelatihan sampai akhif Agustus ini," katanya. (alx)