BAHAGIA, Agus Penyandang Disabilitas di Sleman Dapatkan Suntikan Vaksin dan Bertemu Luhut

Siang itu, Agus Susanto terlihat bahagia. Ia bersama sejumlah rekannya, dari Perkumpulan Penyandang disabilitas Indonesia (PPDI) Sleman sedang

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Ahmad Syarifudin
Agus Susanto, Penyandang disabilitas di Sleman menunjukkan Kartu Vaksin. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Siang itu, Agus Susanto terlihat bahagia. Ia bersama sejumlah rekannya, dari Perkumpulan Penyandang disabilitas Indonesia (PPDI) Sleman sedang menunggu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan yang sedang berkunjung di Pemkab Sleman. Ia duduk tenang di atas kursi roda. 

Keperluannya bertemu Pak Menteri sederhana, hanya ingin menyapa dan berfoto.

"Selama ini kan cuma lihat di media dan gambar. Kebetulan beliau di Sleman, jadi ingin bertatap muka," kata dia, saat ditemui Tribun Jogja, Jumat (6/8/2021). 

Baca juga: Gojek Bagikan Lagi Bantuan Belanja Sembako Rp 25 Miliar untuk Mitra Driver

Agus berharap program vaksinasi bisa berjalan lancar. Kemudian teman-temannya yang berkebutuhan khusus juga bisa mendapatkan vaksin.

Ia mengusulkan agar program vaksinasi untuk penyandang disabilitas sebaiknya dilakukan dengan sistem door to door. Sebab, merasa kesulitan jika harus mendatangi lokasi vaksinasi yang jaraknya cukup jauh. 

"Vaksinasi disabilitas untuk efisensi alangkah baiknya didatangi ke rumah karena kami susah dimobilitas," kata dia. 

Agus Susanto, Penyandang disabilitas di Sleman bersama PPDI Sleman berfoto bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan di gedung Setda Sleman.
Agus Susanto, Penyandang disabilitas di Sleman bersama PPDI Sleman berfoto bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan di gedung Setda Sleman. (TRIBUNJOGJA/ Ahmad Syarifudin)

Agus adalah warga Prambanan. Siang itu, sengaja datang ke gedung Setda Pemkab Sleman karena ingin divaksin.

Ia bercerita, saat akan divaksin awalnya merasa takut. Sebab, hasil screening kesehatan ternyata tekanan darahnya cukup tinggi mencapai 161.

Padahal biasanya cuma 120. Sehingga saat akan disuntik mengaku deg-degan. 

"Perasaan tadi deg-degan. Takut. Tensine sempet duwur. Tapi secara pribadi saya senang sudah divaksin," ungkapnya. 

Tiga puluh menit divaksin, Agus mengaku tidak merasakan gejala apa-apa. Hanya pegel sedikit di tangan. Ia kemudian mengajak kepada teman-teman sesama disabilitas yang masih ragu-ragu supaya tidak takut vaksin.

Karena manfaat vaksin dapat meningkatkan imunitas tubuh. Selanjutnya, Ia juga berharap bagi petugas pendamping supaya tidak lelah untuk menjelaskan manfaat vaksin. 

Baca juga: Pemkab Kulon Progo Dapat Alokasi Vaksin Sinovac Sebanyak 8.716 Dosis

"(Jika ada disabilitas yang menolak vaksin) lakukan pendekatan ke keluarga dan beri penjelasan tentang manfaat vaksin," tuturnya.

Meski memiliki kebutuhan khusus, Agus bisa dikatakan mandiri. Ia tidak bergantung hidup kepada orang lain. Bersama istrinya, lelaki 39 tahun itu mengaku membuka usaha jasa cuci pakaian (laundry).

Penghasilannya lumayan. Meskipun selama pandemi ini usahanya terdampak dan mengalami penurunan. Dalam sehari awalnya bisa mendapat pelanggan 150 kilogram pakaian.

Sejak pandemi jumlah pelanggannya menurun dan hanya bisa mendapatkan 25 kilogram. 

"Tapi saat ini sudah mulai berangsur -angsur membaik," ucapnya.

Selama pandemi Corona ini dirinya mengaku telah menerima sejumlah bantuan dari pemerintah. Mulai dari Bansos Tunai hingga beras 10 kilogram. Bantuan tersebut diakuinya cukup untuk memenuhi kebutuhan. (rif)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved