Operasional Isolasi Terpadu Rusunawa Giripeni Habiskan Rp5,4 Miliar
Upaya penyiapan Rusunawa Giripeni, Wates, sebagai tempat isolasi terpadu bagi pasien psotif Covid-19 terus berjalan.
Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Agus Wahyu
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO – Upaya penyiapan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Giripeni, Wates, Kulon Progo, sebagai tempat isolasi terpusat (isoter) bagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19 terus berjalan. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo juga telah menganggarkan dana Rp5,4 miliar untuk operasional fasilitas darurat tersebut.
Ketua Isoter Rusunawa Giripeni, Letkol Inf Yefta Sangkakala SSos mengatakan, bahwa persiapan Rusunawa Giripeni sejauh ini sudah mencapai 80 persen. Anggaran operasional yang disiapkan tersebut dikoordinasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo, dan rencananya dialokasikan hingga September 2021 mendatang.
"Tapi, juga melihat perkembangan kasus ke depannya, apabila masih tinggi akan dianggarkan lagi untuk di isoter," ucapnya saat ditemui seusai rakor pelaksanaan operasional isoter di Ruang Sermo, kompleks Pemkab Kulon Progo, Senin (2/8/2021).
Personel yang disiapkan untuk operasional isoter terdiri dari Kodim 9 orang, Polres 9 orang, dan tim relawan dari BPBD 14 orang. Sementara, untuk tenaga kesehatan (nakes) sampai saat ini masih dalam proses perekrutan.
Yefta menyebut, apabila hingga operasional isoter belum mendapatkan nakes, pihaknya akan memberlakukan skema piket dari rumah sakit dan puskesmas. Nantinya mereka akan dibagi menjadi tujuh grup, sedangkan penjagaan dibagi tiga sif dalam sehari.
Dia menyebut 72 kamar di lantai 2 hingga lantai 4 rusunawa tersebut sudah siap dipakai. Diharapkan isoter di Rusunawa Giripeni bisa dioperasionalkan secepatnya. “Dengan adanya isoter tersebut, tingkat kasus Covid-19 di Kabupaten Kulon Progo diharapkan mengalami penurunan,” kata Yefta.
Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo, Joko Satyo Agus Nahrowi mengatakan anggaran Rp5,4 miliar diambilkan dari pos Biaya Tak Terduga (BTT). Anggaran akan dimanfaatkan untuk pemenuhan logistik, pembelian alat-alat kesehatan, dan rekrutmen relawan.
"Kesiapan relawan saat ini kami baru rekrutmen relawan yang baru. InsyaAllah sudah ada, karena relawan sebelumnya sudah berfokus pada pemulasaran dan penjemputan jenazah yang meninggal ketika isolasi mandiri (isoman)," kata Joko. (scp)
Baca selengkapnya Tribun Jogja edisi Selasa 3 Agustus 2021 halaman 04.